Split test iklan adalah langkah penting yang tidak boleh dilewatkan jika Anda berencana meningkatkan budget iklan untuk bisnis.
Split test iklan atau A/B testing, memungkinkan Anda menguji berbagai elemen kampanye iklan sebelum mengalokasikan anggaran yang lebih besar.
Anda bisa mengetahui iklan mana yang paling efektif menghasilkan konversi dan ROI terbaik dengan strategi ini.
Ingin tahu bagaimana split test iklan bisa mengoptimalkan performa kampanye digital Anda? Simak panduan lengkapnya di artikel ini.
Cara Kerja Split Test Iklan (A/B Test)
Sebelum terjun lebih dalam, penting untuk memahami bagaimana split test iklan bekerja. Pada dasarnya, A/B test adalah membandingkan dua atau lebih variasi dari satu elemen iklan untuk mengetahui mana yang menghasilkan performa lebih baik.
Misalnya Anda menjalankan dua iklan dengan gambar berbeda, tetapi semua elemen lainnya sama (target, penempatan, copywriting). Iklan yang memiliki performa lebih tinggi menjadi acuan Anda untuk strategi selanjutnya.
Split test dilakukan secara sistematis dan berbasis data, sehingga keputusan yang diambil nantinya bukan sekadar asumsi, melainkan berdasarkan bukti nyata dari perilaku audiens Anda.
Manfaat Melakukan Split Test (A/B Test) Secara Berkala
Salah satu kesalahan umum para pengiklan adalah mengandalkan satu versi iklan sepanjang waktu, padahal perilaku audiens dan tren digital terus berubah. Melakukan split test secara berkala memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1. Menghemat Budget Iklan
Anda bisa menghindari pemborosan anggaran pada kampanye yang tidak optimal dengan mengetahui iklan mana yang lebih efektif.
2. Kurangi Bounce Rate, Tingkatkan Conversion Rate
Dilansir dari neilpatel.com melalui case study yang dibagikan VWO menunjukkan bahwa toko ecommerce bisa mengurangi bounce rate-nya hingga 20% berkat strategi split test. Hal ini disebabkan split test sangat bermanfaat untuk Anda menemukan elemen iklan yang paling disukai audiens, sehingga peluang mereka melakukan tindakan (klik, beli, daftar) menjadi lebih tinggi.
3. Memahami Preferensi Audiens Secara Lebih Mendalam
Anda bisa mendapatkan insight berharga tentang kebiasaan dan preferensi target market, mulai dari gaya visual hingga jenis penawaran yang mereka sukai dari hasil split test.
Cara Melakukan Split Test (A/B Test) di Berbagai Platform
Melakukan split test iklan bukan sekadar mengganti elemen secara acak. Ada strategi dan aturan yang perlu Anda ikuti agar hasilnya valid dan bermanfaat. Berikut panduan berdasarkan platform iklan populer:
Google Ads
-
Gunakan fitur Experiments di Google Ads untuk menjalankan split test secara resmi.
-
Fokus pada perbedaan satu elemen saja per eksperimen (misalnya headline atau CTA).
-
Ukur performa berdasarkan metrik seperti CTR, CPC, dan Conversion Rate.
-
Jalankan eksperimen minimal selama 2 minggu untuk hasil optimal.
Meta Ads (Facebook & Instagram)
-
Gunakan fitur A/B Test atau Ad Set Duplication di Ads Manager.
-
Pastikan budget dan audiens dibagi secara merata agar hasil tidak bias.
-
Tes elemen seperti gambar, teks utama, atau struktur campaign.
-
Hindari mengubah iklan saat split test berjalan karena bisa memengaruhi hasil.
TikTok Ads
-
Manfaatkan fitur Split Test pada TikTok Ads Manager.
-
Fokus pada kreatif video dan audio yang sangat berpengaruh di TikTok.
-
Perhatikan waktu tayang dan interest targeting yang unik di platform ini.
-
Evaluasi hasil menggunakan metrik seperti Video Completion Rate dan Conversion.
Apa Saja yang Bisa Anda Split Test (A/B Test)?
Split test iklan bukan hanya soal mengganti gambar atau judul. Faktanya, ada banyak elemen dalam menguji kampanye iklan digital secara sistematis untuk mengetahui bagian yang paling efektif.
Anda bisa mendapatkan insight yang lebih tajam dan mengambil keputusan berbasis data, bukan asumsi dengan menguji elemen secara satu per satu. Berikut penjelasan lengkap elemen-elemen yang bisa Anda split test:
1. Penargetan Audiens
Cobalah bereksperimen dengan segmentasi audiens yang berbeda, misalnya berdasarkan usia, gender, lokasi geografis, minat, atau perilaku online. Tes ini membantu mengetahui siapa yang paling responsif terhadap iklan, sehingga Anda bisa memfokuskan anggaran pada segmen dengan ROI terbaik.
2. Penempatan Iklan
Tidak semua penempatan iklan memberikan hasil yang sama. Bandingkan performa iklan yang muncul di Instagram Feed vs Reels, Facebook Right Column vs Stories, atau YouTube Shorts vs halaman pencarian. Anda dapat mengetahui di mana iklan paling efektif dilihat dan direspons audiens dengan split test ini.
3. Kreatif Iklan (Visual dan Format)
Uji berbagai variasi visual seperti foto produk, ilustrasi, animasi, hingga video pendek. Anda juga bisa bereksperimen dengan gaya editing, penggunaan warna dominan, filter, hingga gaya pengambilan gambar. Elemen kreatif sangat memengaruhi perhatian audiens, terutama di platform visual seperti TikTok dan Instagram.
4. Copywriting Iklan
Cobalah beberapa versi teks utama (primary text), headline, hingga CTA (Call-to-Action). Anda bisa menguji pendekatan yang berbeda, seperti storytelling vs langsung ke penawaran atau CTA seperti “Beli Sekarang” vs “Pelajari Selengkapnya”. Kata-kata bisa sangat menentukan apakah seseorang akan mengklik iklan Anda atau tidak.
5. Arah Optimasi
Tes tujuan optimasi iklan Anda, apakah lebih efektif jika difokuskan untuk mendapatkan klik ke website, tayangan video maksimal, atau langsung ke konversi seperti pembelian atau pendaftaran. Hasilnya akan memberikan gambaran strategi yang paling sesuai dengan tujuan kampanye Anda.
6. Set Produk atau Penawaran
Uji bagian yang paling menarik perhatian jika Anda memiliki beberapa produk atau variasi penawaran, misalnya produk A vs produk B, atau diskon 10% vs bonus produk gratis. Split test ini sangat efektif untuk strategi bundling atau upselling.
7. Tujuan Kampanye dan Pembagian Budget
Anda juga bisa membandingkan efektivitas antara kampanye dengan Advantage Campaign Budget (ACB) dan tanpa ACB. Split test ini membantu Anda mengetahui apakah pembagian anggaran otomatis dari platform lebih efisien dibanding pengaturan manual.
8. Landing Page
Jangan lupakan halaman tujuan dari iklan Anda. Uji dua landing page berbeda misalnya satu fokus pada testimoni pelanggan dan yang lain fokus pada promosi harga spesial. Anda bisa melihat mana yang lebih mendorong tindakan pengguna seperti mengisi form atau menyelesaikan transaksi.
9. Durasi dan Waktu Tayang Iklan
Menguji waktu penayangan iklan dengan membandingkan performa iklan yang tayang di pagi, siang, sore, atau malam hari. Bahkan Anda bisa menguji durasi kampanye, misalnya 7 hari vs 14 hari, untuk mengetahui efektivitasnya terhadap hasil akhir.
10. Struktur Campaign dan Jenis Format
Apakah iklan Anda lebih efektif jika dijalankan sebagai single image, carousel, atau collection ad Bagaimana dengan struktur campaign: satu ad set dengan banyak ads vs beberapa ad set dengan satu iklan? Ini bisa sangat memengaruhi distribusi impresi dan biaya per hasil.
Anda Kewalahan Mengurus Kampanye Iklan Sendiri? Jasa Ads Profesional ToffeeDev Solusinya!
Ingin menjalankan split test iklan secara efektif tetapi tidak punya waktu atau tim untuk mengelolanya? Serahkan pada Jasa Ads Profesional ToffeeDev.
ToffeeDev memiliki tim ahli yang berpengalaman dalam menjalankan kampanye iklan di berbagai platform Google, Meta, hingga TikTok dengan pendekatan berbasis data dan strategi split test yang terukur.
Anda tidak hanya meningkatkan konversi, tetapi juga memaksimalkan setiap rupiah yang diinvestasikan dalam iklan dengan dukungan kami. Hubungi kami sekarang dan mulai perjalanan sukses iklan digital Anda bersama ToffeeDev!
