Jangan langsung berasumsi bahwa pelanggan tidak tertarik dengan penawaran yang Anda berikan jika email Anda belum ditanggapi oleh pelanggan. Beralih ke prospek baru dan mengabaikan kesempatan contoh email follow-up penawaran bisa merugikan bisnis.
Sebab, hanya 2% dari penjualan yang berasal dari kontak awal. Artinya, bisnis Anda akan kehilangan 98% kesepakatan untuk berhasil melakukan penjualan jika tidak melakukan email follow-up penawaran. Kirimkan pelanggan beberapa contoh email follow-up penawaran berikut ini untuk mendukung penjualan bisnis Anda!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Email Follow Up?
Email follow-up adalah email yang Anda kirim ke pelanggan pada satu titik tertentu dalam keseluruhan pengalaman pelanggan. Tujuannya adalah mengumpulkan informasi atau menutup kesepakatan (jual-beli). Misalnya, Anda dapat mengirim email follow-up kepada pelanggan yang sedang menjalani uji coba gratis layanan Anda dan mengajukan pertanyaan tentang pengalaman mereka.
Anda juga dapat mengirimkan email follow-up setelah event bisnis untuk membangun basis pelanggan. Email follow-up efektif karena berguna untuk:
- Membangun kepercayaan bertahap
- Meningkatkan tingkat konversi
- Memfilter audiens (membantu Anda dalam mempersempit prospek)
- Membangun kredibilitas bisnis
- Membedakan bisnis Anda dari pesaingÂ
Baca Juga:Â 8 Cara Follow Up Customer yang Mudah Dipraktekkan
Peranan Penting Email Follow-Up Penawaran
Banyaknya jumlah email yang diterima oleh pelanggan setiap harinya membuat email Anda mudah dilewatkan. Sebagian besar prospek Anda memprioritaskan email dari rekan kerja, mitra bisnis, dan klien mereka. Menanggapi atau membuka cold email (email yang dikirim ke penerima untuk mendapatkan keuntungan, misalnya penjualan) dari bisnis akan menjadi prioritas kedua bagi mereka. Itulah mengapa Anda perlu mengirimkan email follow-up.
Email follow-up bertindak sebagai gentle reminder jika prospek Anda melewatkan atau lupa membalas email Anda. Penting untuk diingat bahwa setiap email follow-up yang dikirim harus memberikan nilai bagi prospek.
4 Tips Menulis Email Follow-Up Penawaran yang Baik
Anda harus punya niat yang jelas tentang apa yang ingin Anda capai dengan mengirimkan email follow-up penawaran. Untuk membuat email follow-up penawaran yang baik, coba terapkan beberapa tips berikut:
1. Tentukan Tujuan Email Follow-up Anda dan Komunikasikan kepada ProspekÂ
Tujuan utama Anda mengirim email follow-up penawaran tentu saja mengubah prospek menjadi pelanggan yang membayar. Namun, tujuan ini mungkin tidak langsung Anda dapatkan setelah Anda mengirimkan email follow-up pertama. Karenya, penting untuk lebih fleksibel terhadap tujuan Anda dan cara mengomunikannya.
Tujuan menulis email follow-up dapat bervariasi, mulai dari meminta prospek mendaftar untuk uji coba gratis, menetapkan jadwal pertemuan dengan client, menutup penjualan, dan sebagainya. Apa pun tujuan Anda, komunikasikan dengan jelas dan sebutkan dalam email.Â
Prospek mungkin tidak punya banyak waktu membaca email follow-up Anda. Karenanya, buatlah email singkat yang fokus untuk mencapai tujuan Anda. Kuncinya adalah membuat kalimat pendek dan hilangkan semua kata-kata yang kurang penting seperti kata sifat, konjungsi, dan sebagainya.
Baca juga:Â Strategi Inbound Lead Follow-Up yang Efektif: Tips dan Praktik Terbaik
2. Buat Subjek Email yang Menarik dan Cerdas
Subjek email harus lebih diperhatikan daripada isi email karena salah satu hal pertama yang dilihat prospek adalah subjek email. Kemungkinan besar email follow-up penawaran Anda tidak akan dibuka jika subjeknya saja sudah tidak menarik.
Subjek email akan menentukan keberhasilan atau kegagalan kampanye cold email Anda. Hindari penggunaan kata-kata pemicu spam yang memindahkan email Anda ke folder spam seperti penawaran eksklusif, urgent, 100% gratis, dan sebagainya,
Berikut tiga aturan utama yang sebaiknya diterapkan saat menulis subjek email follow-up:
- Sebisa mungkin dipersonalisasi
- Tetap singkat dan to the point
- Sertakan pertanyaan yang menarik
3. Berikan Konteks pada Pengantar Email
Penerima email kemungkinan besar tidak akan mengingat siapa Anda. Karenanya, penting untuk menyertakan informasi yang akan memberikan konteks agar membantu mereka mengingat Anda.
Bantulah prospek mengingat siapa Anda pada kalimat pembuka, salah satunya bisa dengan mention email yang Anda kirim sebelumnya. Bahkan jika prospek masih tidak dapat mengingat Anda, orang cenderung merespons seseorang yang telah menghubungi mereka sebelumnya.
4. Perhatikan Waktu Ketika Mengirim Email
Email follow up sebaiknya dikirimkan selama jam kerja dan hindari mengirimkan pesan di luar jam kerja atau saat akhir pekan karena kurang sopan.
Jika situasi membutuhkan tanggapan cepat, Anda dapat mengirimkan email follow up sesegera mungkin, namun tetap di dalam jam kerja.
3 Contoh Email Follow-Up Penawaran
Berikut beberapa contoh email follow-up penawaran yang bisa Anda kirimkan kepada pelanggan:
1. Email Follow-up Penawaran Singkat
Mengirim email follow-up singkat cocok jika prospek Anda mungkin tidak sengaja melewatkan email awal Anda, apa pun alasannya. Template berikut ini berfungsi sebagai pengingat cepat tanpa memaksa:
Hai [Nama Penerima],Quick reminder, apakah Anda melihat email terakhir kami?Have a nice day![Nama Pengirim] |
2. Email Follow-up Penawaran yang Manis dan Sederhana
Anda bisa mengirim email yang isinya menganggap prospek telah membaca email Anda sebelumnya, tetapi belum memberikan tanggapan. Jika prospek belum membaca email awal yang Anda kirimkan, besar kemungkinan mereka akan memeriksanya, terutama jika Anda berfokus untuk “membantu”, bukan ingin mendapatkan sesuatu.
Hai [Nama Penerima], Semoga Anda menghabiskan akhir pekan yang menyenangkan. Kami ingin tahu pendapat tim Anda tentang saran yang kami berikan (terkait masalah yang mungkin dihadapi prospek). Mohon informasinya jika kami bisa membantu menyelesaikan masalah Anda. All the best, [Nama Pengirim] |
Baca Juga:Â Pengertian, Jenis dan Contoh Customer Relationship Management yang Bisa Ditiru
3. Email Follow-up Penawaran Setelah Meeting
Setelah meeting dengan prospek, Anda perlu segera mengirimkan email follow-up untuk mengukur minat dan kesediaan prospek melakukan pembelian. Berikut contohnya:
Selamat pagi/siang [Nama Penerima],Kami senang mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang dicari bisnis Anda selama meeting sebelumnya.Kami yakin bisa membantu memenuhi kebutuhan Anda. Sesuai permintaan Anda, berikut kami lampirkan lebih banyak informasi dan sumber daya untuk membantu memandu Anda selama proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja dan menyelesaikan masalah Anda.Hubungi kami jika Anda punya pertanyaan. Terima kasih dan sukses selalu,[Nama Pengirim] |
Kapan Harus Mengirim Email Follow Up?
Ada dua jenis email follow up: yang waktu pengirimannya terbatas dan yang tidak. Anda bisa memilih jenis email follow up yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.
1. Email Follow Up yang Dibatasi Waktu
Contohnya, setelah mengirimkan proposal, kamu meminta data dari klien namun belum mendapat tanggapan dari mereka. Hal ini menghambat kemajuan proyek karena harus menunggu kabar dari klien.
Dalam hal ini, bisa diterapkan email follow up dengan batasan waktu karena proyek kerjasama tidak bisa dilanjutkan tanpa respons dari klien. Terutama jika proyek tersebut mendesak, tidak ada masalah untuk segera mengirimkan email follow up kepada klien.
2. Email Follow Up yang Tidak Dibatasi Waktu
Jika tidak mendesak, tidak perlu terburu-buru dalam mengirimkan email follow up kepada klien. Lebih baik tunggu dua hingga tiga hari sebelum mengirimkan email follow up.
Nah, itulah informasi beberapa contoh email follow-up penawaran yang perlu Anda ketahui. Selain mengirimkan email follow-up pada waktu yang tepat, dukung pula penjualan bisnis Anda dengan strategi Digital Marketing yang tepat bersama ToffeeDev. Mulai dari kustomisasi website, penerapan SEO, hingga pemasangan ads, ToffeeDev akan membantu Anda mengoptimalkannya. Klik di sini untuk segera terhubung dengan tim ToffeeDev!