5 Fungsi DNS Server yang Harus Diketahui oleh Web Developer

fungsi DNS server

Secara singkat, DNS server adalah sebuah sistem yang mengubah URL website ke dalam bentuk IP Address. Dengan DNS server, Anda tidak harus mengetikkan IP Address secara lengkap ketika ingin mengunjungi sebuah website sehingga cukup memasukkan domainnya saja. DNS sendiri merupakan singkatan dari Domain Name Server yang sangat memudahkan pencarian sebuah website di Google. Seperti apa fungsi DNS server? Berikut penjelasan lengkapnya!

Baca Juga : Apa itu DNS dan Cara Kerjanya

Pengertian DNS Server

DNS server adalah komputer yang menghubungkan alamat IP (internet protocol address). dengan URL (uniform resource locator). Sebelum munculnya nama domain dan server DNS, mengakses situs web harus mengetikkan alamat IP-nya.

Tentu saja, ini memerlukan prosedur yang lebih rumit. Alamat IP yang ingin Anda kunjungi harus ditulis dan dimasukkan secara manual. Server DNS membantu Anda menyelesaikan masalah ini. Satu-satunya informasi yang perlu Anda ingat adalah nama domain dan URL situs web yang ingin Anda kunjungi.

Selanjutnya, DNS akan menerjemahkan URL tersebut menjadi rangkaian nomor IP yang dipahami oleh komputer dan browser. Contohnya, saat Anda ingin mengakses suatu website anggap saja Facebook, Anda tidak perlu memasukkan http://69.63.176.13/ ke dalam address bar browser Anda.  Karena adanya DNS, Anda hanya perlu memasukan Facebook.com dan platform sosial itu akan secara otomatis terbuka.

Jenis-Jenis DNS Server

Berikut ini ada 3 jenis dari DNS server, yaitu:

1. Primary (master)

Pemilik daftar lengkap domain yang mereka kelola adalah server Domain Name System dari tipe utama atau master. Server semacam itu memiliki kendali penuh atas domainnya sendiri. Misalnya, domain *.tinkshop.com sepenuhnya berada di bawah kendali server ns1.tinkshop.com. Server memiliki kontrol penuh atas semua hal yang berkaitan dengan domain, yang merupakan otoritas yang dimaksud.

Pertimbangkan masalah nama host untuk domain tinkshop.com dan beberapa subdomainnya. Sementara itu, hanya server ini yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sub-domain berdasarkan tinkshop.com.

2. Cache

DNS server jenis cache tidak memiliki data nama-nama host yang berasal dari domain tertentu. Cache hanya mencari jawaban dari sejumlah Domain Name System server terdekat. Penggunaan dns ini terbilang mudah. Setelah menemukan jawaban, data tersebut kemudian disimpan ke dalam cache untuk kebutuhan mendatang. Domain Name System server cache adalah yang termudah untuk proses konfigurasi.

3. Secondary (slave)

Jenis server ini adalah backup dari primary server. Seperti halnya primary, secondary juga mempunyai daftar lengkap suatu domain. Hubungan antara secondary dan primary sangat berhubungan layaknya sebuah cermin. Jika terjadi perubahan pada primary server, maka secondary akan terus mengikuti secara berkala. Oleh sebab itu, secondary membutuhkan izin dari primary sebelum melakukan sinkronisasi. Sinkronisasi tersebut berperan sebagai zona transfer.

Secondary dibutuhkan sebagai backup saat primary sibuk atau crash dan juga untuk mempermudah pendelegasian. Sehingga, DNS server slave ini juga berfungsi untuk membackup server master. Supaya ketika server master down, maka slave bisa menggantikannya. Konfigurasi database akan secara otomatis dikirm dari server master pada server slave.

Jenis-Jenis DNS Server Record

Domain Name System record adalah setiap informasi yang diberikan dan disimpan di dalam sistem Domain Name System server. Berikut ini ada 10 Domain Name System record yang paling umum, yaitu:

  • Address record atau A Record mencakup informasi mengenai hostname.
  • MX Record berguna untuk merekam server SMTP untuk saling mengirim email di sebuah domain.
  • NS Record merujuk pada subdomain di authoritative name server. Saat Anda memiliki perbedaan dengan main domain, maka Domain Name System server subdomain akan berguna.
  • CERT Record berguna untuk menyimpan enkripsi atau sertifikat keamanan .
  • TXT Record berguna untuk menyebarkan data yang hanya dapat terbaca oleh komputer.
  • AAA Record menyimpan informasi berupa hostname serta hubungannya dengan IPv6 address.
  • CName Record berguna untuk melakukan redirect subdomain atau domain di sebuah alamat IP.
  • PTR Record memberikan izin kepada Domain Name System resolver untuk menampilkan hostname dan menyediakan informasi IP address.
  • SRV Record berguna untuk menyimpan informasi yang berhubungan dengan lokasi permintaan klien. Contohnya priority, weight, points, name, port, dan TLL.
  • SOA Record adalahbagian yang muncul di dokumen Domain Name System zone. SOA record juga merujuk kepada informasi lengkap serta authoritative name server sebuah domain.

Fungsi DNS Server

Total ada lima fungsi dari DNS server yang sangat bermanfaat untuk para web developer. Setiap fungsi ini dapat dimaksimalkan dengan baik jika Anda mengetahui caranya. 

1. Menyederhanakan Proses Pencarian Website di Google

Fungsi DNS server adalah menyederhanakan proses pencarian sebuah website di laman Google. Dengan DNS server, Anda tak perlu lagi mengetikkan IP Address yang rumit dan cukup mengingat nama domain website-nya saja. 

Sebagai contoh, untuk mengakses Google, Anda hanya perlu mengetikkan Google.com atau Google saja di search bar. Hal ini sangat memungkinkan berkat adanya DNS server. Jika tidak ada DNS server, maka ketika ingin mengakses Google, Anda harus mengetikkan IP Address-nya, yakni 172.217.0.142. 

2. Memudahkan Komputer Mengidentifikasi Alamat Website

Fungsi kedua dari DNS server adalah mengidentifikasi IP Address dan domain website. Ini berarti, baik Anda maupun perangkat komputer tidak perlu lagi mengidentifikasi secara manual tiap pasangan IP Address dan nama domainnya. Anda hanya perlu mengetikkan nama domain atau IP Address dan Anda pun akan terhubung ke situs yang dituju. Saat Anda mengetikkan nama domain maupun IP Address di search bar, maka secara otomatis DNS server mengidentifikasikannya untuk Anda.  

3. Menghafal dan Menerjemahkan IP Address 

Karena bisa otomatis mengidentifikasi IP Address dan domainnya, maka fungsi DNS server pun meliputi menghafal dan menerjemahkan IP Address. Setiap kali Anda dan pengguna internet lain ingin mengunjungi sebuah situs, maka DNS server siap mengidentifikasi dan menerjemahkan IP Address maupun domain agar menuju situs yang yang dimaksud. 

Tanpa adanya DNS, maka Anda harus menghafal sendiri tiap-tiap IP Address website. Padahal, IP Address terdiri dari beberapa angka rumit yang sulit untuk dihafalkan. Jika dibandingkan dengan domain yang berupa nama, maka domain ini lebih mudah diingat oleh Anda. Oleh karena itu, DNS server-lah yang akan menghafal dan menerjemahkannya untuk Anda. 

4. Menyediakan Alamat IP untuk Setiap host

Host adalah rumah dari para pengembang website, di mana setiap situs internet menggunakan host agar dapat diakses oleh kalangan umum. Fungsi DNS adalah menyediakan alamat IP untuk tiap-tiap host agar lebih mudah diakses kalangan umum. Dengan DNS, maka tiap host yang terhubung ke dalam jaringan internet akan memiliki IP Address-nya masing-masing. Hal ini berlaku pula untuk situs website Anda agar lebih mudah dicari dan diakses pengguna internet secara luas. 

5. Melakukan Pencarian Pada Data Cache

Jika Anda amati, pencarian situs yang pernah atau sering dibuka sebelumnya cenderung lebih mudah daripada situs baru. Misalnya, Anda sering membuka Google dan jarang membuka Gmail via browser laptop. Maka, secara otomatis ketika Anda baru mengetikkan huruf “G” di search bar, otomatis sudah muncul Google sebagai rekomendasi pertama. Sedangkan Gmail akan muncul di akhir atau malah tidak sama sekali. 

Nah, kemudahan seperti ini adalah berkat fungsi DNS server yang melakukan pencarian pada data cache. DNS server akan melihat dan mencari data situs di cache yang sudah pernah dikunjungi sehingga tepat dan cepat memunculkan situs yang Anda ingin buka. Dengan begitu, DNS tidak perlu bekerja lebih berat untuk mengidentifikasi dan mencari domain sebuah situs.

Bagaimana Cara Kerja DNS Server?

Cara kerja DNS server dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

1. Proses query

Proses query dimulai saat pengguna memasukkan nama domain di browser. Nama domain tersebut kemudian dikirimkan ke DNS resolver yang merupakan perangkat lunak di komputer yang bertugas untuk melakukan query DNS. DNS resolver akan menerima nama domain tersebut dan akan melakukan pencarian informasi nama domain di cache.

2. Pencarian cache

Cache adalah penyimpanan sementara data yang sering digunakan. Jika nama domain ditemukan di cache, maka DNS resolver akan mengirimkan informasi tersebut ke browser. Informasi tersebut akan berisi alamat IP dari nama domain yang dicari. Browser kemudian akan menggunakan alamat IP tersebut untuk mengakses situs web yang dituju.

3. Pencarian DNS rekursif

Jika nama domain tidak ditemukan di cache, maka DNS resolver akan mengirimkan permintaan ke DNS server rekursif. DNS server rekursif adalah server yang bertugas untuk mencari informasi nama domain di internet. DNS server rekursif akan menerima permintaan dari DNS resolver dan akan melakukan pencarian informasi nama domain di database-nya.

4. Pencarian DNS otoritatif

Jika DNS server rekursif tidak menemukan informasi nama domain, maka DNS server rekursif akan mengirimkan permintaan ke DNS server otoritatif. DNS server otoritatif adalah server yang memiliki informasi nama domain yang akurat. DNS server otoritatif akan menerima permintaan dari DNS server rekursif dan akan mengirimkan informasi nama domain kepada DNS server rekursif.

5. Penyampaian informasi ke browser

Setelah menemukan informasi nama domain, DNS server akan mengirimkan informasi tersebut ke DNS resolver. DNS resolver kemudian mengirimkan informasi tersebut ke browser. Informasi tersebut akan berisi alamat IP dari nama domain yang dicari. Browser kemudian akan menggunakan alamat IP tersebut untuk mengakses situs web yang dituju.

Fungsi DNS server amat penting sebab dapat menyederhanakan proses browsing para pengguna internet. DNS pun bertugas untuk memberikan IP Address pada tiap situs yang ada di internet. Itu berarti situs Anda pun memiliki IP Address-nya sendiri. Agar situs Anda bisa lebih mudah diakses, selain mengandalkan DNS, perlu juga maintenance berkala agar lebih ramah pengguna. Gunakan jasa maintenance WordPress dari ToffeeDev untuk pemeliharaan situs Anda.

Share this post :

Scroll to Top