Hal Yang Perlu Online Marketer Ketahui Tentang User Experience (UX)

Banyak orang yang terbiasa menggunakan istilah user experience sebagai alasan untuk memperindah tampilan website mereka, development mereka, Search Engine Optimization (SEO) dan isi akhirnya.

Mengapa kita membuat design yang responsif? Tentu ini sangat bagus untuk user experience. Mengapa kita mengimplementasikan data yang terstruktur? Karena ini bagus untuk experience si pengunjung. Lalu mengapa kita harus menulis blog dan memposting postingan setiap hari? Karena itu sangat bagus untuk user experience pengunjung situs kamu. Selain bagus untuk user experience,  ini juga bagus untuk menaikkan peringkat kamu di mesin pencari.

Berikut adalah beberapa hal yang harus kamu ketahui sebagai online marketer tentang user experience, seperti yang dilansir oleh marketingland.com:

  •  Konten adalah Raja, Konteks itu Ratunya

Istilah user experience seharusnya tidak pernah berarti, “Ini keren sekali!” atau “Ini adalah pendapat pribadiku”. Faktanya, beberapa aspek dari UX bisa diukur. Kegunaan dapat diukur dari tes kegunaan formatif dan sumatif. Aksesibilitas dapat diukur oleh manusia dan teknologi.

Kamu tidak perlu setuju dengan pernyataan di atas. Kamu bisa mengubahnya untuk menjadikan mereka lebih baik. Atau kamu bisa hadir dengan berbagai interpretasi yang baru. Ide yang kamu miliki haruslah jelas dan konsisten dengan penggunaan istilah dan konteksnya.

Singkatnya, jika kamu ingin menggunakan user experience yang positif sebagai pembenaran untuk teknologi, design atau konten, pastikan kamu bisa menyediakan alasan yang tepat untuk konteks kamu. Lebih jelasnya, silahkan lihat User Experience Honeycomb dari Peter Morville berikut ini:

Searcher-Experience-Honeycomb

  • “Kegunaan/Fungsi” dan “User Ecperience” adalah 2 Hal Yang Berbeda

UX adalah sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekedar kegunaan saja. Tapi perlu diingat bahwa kegunaan tersebut adalah bagian terpenting dari user experience. Jacob Nielsen mendefinisikan UI (user interface) sebagai sistem yang mudah untuk dipelajari, efisien untuk digunakan, serta membuat penggunanya menjadi senang saat mengakses situs tersebut.

Fungsi profesional biasanya diukur dari beberapa poin, diantaranya:

Efektivitas: Dapatkah pengguna mencapai tujuan mereka saat ada di website kamu?

Efisiensi: Seberapa cepat pengguna mencapai tujuan mereka dalam website kamu?

Mudah dipelajari: Seberapa mudah untuk pengguna menyelesaikan “tugas” sederhana saat mereka pertama kali masuk ke dalam website kamu?

– Mudah Diingat: Seberapa cepat dan mudah pengguna menginat bagaimana cara mengakses website kamu?

– Pencegahan Kesalahan: Apakah website kamu dapat membantu pengguna untuk mengatasi kesalahan? Apakah website kamu termasuk design yang bertahan terhadap error tersebut?

– Kepuasan Pengguna: Apakah pengguna menyukai website kamu dan apakah ia bersedia untuk memberitahukan kepada yang lain?

 

Share this post :

Scroll to Top
WhatsApp chat