Cara Google Mengatasi ‘Fake News’ di 2017

Apa yang bisa Google lakukan untuk mengatasi ‘Fake News’? Columnist Ian Bowden mengilustrasikan beberapa cara untuk mencari jalan terbesar untuk pemecahannya – dan telah memecahkan – permasalahan ini.

Pemeriksaaan tercepat dan mencegah ‘Fake News’ yang muncul dari hasil pencarian akan menjadi prioritas utama untuk mesin pencari di tahun 2017

Mengikut dari US election dan brexit (Britain Exit), focus bertambah bagaimana Jaringan Sosial dan mesing pencari mampu menghindari ‘Fake News’ dengan memperlihatkan kepada pengguna. Meskipun begitu, ini adalah pertarungan yang tidak dapat dilakukan Mesin Pencari – dan pada dasarnya, memang tidak harus – bertarung sendiri.

Dengan mesin Pencari yang menyediakan jalan kunci untuk pengguna untuk menangkap informasi, ini problema yang nyatanya apabila mereka dapat memutuskan apa yang sebenarnya dan label konten sebagai kebenaranya. Kekuatan ini mungkin tidak disalahgunakan saat ini, tapi tidak ada garansi untuk pemerintahan yang aman dari banyak organisasi kedepannya.

Ini adalah 5 kunci bagaimana Google dapat menguraikan (atau sudah menguraikan) dengan ‘Fake News’ saat ini. Berikut cara-caranya:

  1. Meninjau kembali Website secara manual
  2. Menurunkan ‘Fake News’ secara algoritma-nya
  3. Menghapus dorongan untuk membuat ‘Fake News’
  4. Fact-Checking organisasi pendanaan
  5. Memberikan isyarat ketika konten telah di Fact-Checking

 

1. Meninjau kembali website secara manual

Google memiliki kekuatan untuk mentukan siapa yang muncul dan tidak muncul di macam-macam daftarnya. Untuk muncul di Berita Google, penerbit harus melihat Google Guidelines, lalu mendaftar dengan mencantumkan dan menyerahkan secara review manual. Ini bukan permasalahan dari kontennya yang muncul di dalam daftar traditional organic.

Memahami bagaimana setiap bagian dari hasil pencarian yang didiami, dan termasuk untuk persyaratan, bisa menjadi membingungkan. Ini adalah hal yang lazim pada kesalahpahaman pada konten di dalam kotak “In The News” adalah konten berita Google. Tidak. Ini mungkin termasuk di dalam konten berita Google, tapi setelah perubahan di tahun 2014, kotak tersebut dapat menarik konten dari data pencarian tradisional juga.

Itulah mengapa Google minggu lalu mengkritisasi untuk memperlihatkan berita palsu yang di reportasekan dengan popularitas pemilihan kemenangan untuk Trump. Berita palsu muncul pada kotak “In The News”, daripada menjadi berita di Google (jadi hal itu tidak akan di kaji ulang secara manual).

Adanya kebutuhan untuk transparansi yang lebih baik mengenai hasil dari berita Google dan mana yang tidak butuh. Me-label-kan sesuatu sebagai ‘berita’ kemungkinan dapat meningkatkan kredibilitas untuk pengguna, ketika kenyataanya hal itu tidak dapat melalui pengkajian ulang secara manual.

Google akan lebih suka menghindari perubahan perputaran untuk semata-mata produk dari berita Google, dengan ini dapat membuat perhatian pada outlet berita Google memonetizasi lalu lintas yang mereka percaya telah di “curi” dari mereka. Kecuali kalau Google menghapus semua iklan yang muncul bertentangan dari data organic ketika hasil berita secara universal muncul, Google harus membuat kesatuan/pengumpulan dari net.

Tulisan belum di konfirmasikan saat ini, tapi sudah ada spekulasi bahwa google sedang merencanakan untuk mengurangi pemaknaan dari data “In The News” (re: berita) dengan menggantikannya dengan “Top Stories” (seperti yang terlihat dari hasil pencarian dengan mobile/handphone). Seperti konten dari kotak “In The News” data-data ini menjadi kombinasi dari berita Google dan data, dengan ciri lazimnya bahwa halaman-halaman tersebut adalah AMP yang dibolehkan.

Opini saya, “Top Stories” tetap mensisipkan elemen dari kurasi, jadi barangkali seperti “Popular stories dari semua web” kemungkinan akan lebih bekerja dng baik.

Kaji ulang secara manual tidaklah dapat berjalan terus untuk seluruh web, tapi ini adalah awal permulaan untuk barang dari penerbit Berita Google , secara manual telah mengkaji ulang sebelum pemasukkan. Kesempatan ini lebih transparansi mengenai dimana konten telah di kaji ulang dan dimana yang tidak.

2. Menurunkan ‘Fake News’ secara algoritma-nya

Menurut tradisinya, mesin pencari secara tidak langsung sudah berhubungan dengan berita palsu dengan memperlihatkan pada pengguna dengan hasil pencarian yang paling otoritatif.

Ini adalah salah satu debat dimana publikasi “otoritas” sebenarnya memberikan laporan sebenarnya, pastinya. Namun kebanyakan konten tersebut adalah sebenarnya, dan ini membantu untuk memastikan berita palsu cenderung muncul di hasil pencarian. Masalahnya adalah, penggolongan mesin pencari sinyal digunakan untuk menentukan dapat memperbaiki berita palsu ketika kontennya menjadi viral dan popular. Itulah mengapa contoh diatas, berita palsu di lakukan dengan baik dalam hasil pencarian.

Kemampuan Google untuk meng-algoritma, menentukan “fakta” menjadi sebuah keraguan. Minggu lalu, Danny Sullivan di Marketing Land telah memberikan beberapa studi kasus dimana Google salah memahaminya (terkadang lucu) dan pokok dari beberapa tantangan Algoritma menentukan dasar kebenaran di internet.

Google membantah bahwa TrustRank itu ada, tapi mungkin kita akan bisa melihat perkenalan dari “Truth Rank”. Akan ada seri lanjutan dari “Truth Beacons,” dengan cara yang sama “Garis Paten TruthRank”. Sebuah Penilaian dapat di tambahkan berdasarkan dari kutipan bertentangan dengan mengurangi servis pengecekan sebenarnya.

3. Menghapus keinginan untuk membuat ‘Fake News’

Ada 2 tujuan utama untuk membuat website berita palsu: uang dan pengaruh. Google tidak hanya butuh untuk mempertahankan alat tersebut dari kemunculannya di hasil pencarian tapi juga untuk memainkan peran dalam membatasi dorongan untuk menggunakannya untuk hal yang utama.

Google AdSense adalah salah satu jaringan iklan terbesar, dan merupakan (dulunya) salah satu sumber untuk pembuat berita datang membuat berita palsu. Salah satu pembuat berita palsu tersebut telah dilaporkan pada saat pemelihan umum US dalam membuat uang hingga 10,000 Dollar per bulan.

Di awal bulan ini, keduanya (Facebook dan Google) melarang situs berita palsu dari menggunakan iklannya palsu nya di jaringan Iklan. Ini adalah langkah kedepan yang masal dan salah satunya harus membuat perbedaan yang besar. Ada pula jaringan iklan, tapi mereka akan memiliki inventarisasi kecil dan harus menerima tekanan untuk mengikutinya.

Pembicara Google berbicara:

“Berjalan kedepan, kita akan membatasi penyediaan iklan di laman yang salah mempresentasikan, salah pengutaraannya, atau merahasiakan informasi mengenai penerbitnya, Konten penerbit atau tujuan pertama dari pembangunan website tersebut.” Google bisa sedikit mengurangi dorongan untuk membuat berita palsu untuk kepentingan dari pengaruh politik. Apabila keefektifitasan dalam produksi Berita palsu sudah berkurang, dan secara budaya sudah tidak dapat diterima, ini cenderung digunakan oleh organisasi politik dan perorangan.

4. Memberikan isyarat ketika konten telah di Fast-Checked

Di Oktober, Google memperkenalkan label bernama Fast Checked untuk cerita di Berita Google, tujuan mereka adalah “untuk terang menyinari [komunitas dari Fast-Checking] usaha untuk memperindah kenyataan dari fiksi, pengetahuan dari perputaran. Label tersebut sekarang muncul berdampingan dengan label sebelumnya seperti “opini”, “sumber lokal” dan “sangat mengutip.”

Situs Fast-Checking yang cocok dengan kriteria Google dapat masuk kedalam servis mereka, dan penerbit dapat mereferensikan sumber menggunakan Claim review Schema.

Jenis politik populisme yang telah muncul di Amerika maupun UK mengejek-ejek pada pembentukan dan ejekan itu bisa menjadi mudah meluas ke organisasi-organisasi Fast-Checking yang lainnya.

Trump telah mengklaim pada media itu prasangka, secara spesifik memanggil beberapa sumber media seperti The New York Times dan The Washington Post. Kecaman dari beberapa orang yang berpengaruh di Fast-Checking organisasi dapat dengan cepat mengurangi kredibilitas di mata para populis. Hal ini membutuhkan komnukasi yang jelas bahwa kenyataanya tidak dijelaskan oleh Google dan bahwa mereka dari pihak netral dan objektif.

Label seperti hanya dapat di aplikasikan di Berita Google, tapi kemungkinan akan lebih menarik untuk di lihat dan bagaimana Google dapat memperluas ke dalam index utama.

 5. Pendanaan dari Organisasi Fast-Checking

Tentu saja, Google seharusnya tidak menjelaskan arti sebenarnya. Memiliki kekuatan untuk menjelaskan kebenaran dan menyampaikannya kembali ke perhimpunan, memusatkan kekuatan yang dapat di salahgunakan kedepannya.

Google, meskipun begitu, memiliki ketergantungan pada organisasi lainya untuk melakukan tugas ini – dan menjadi ketertarikan terbesar untuk melihat apa kejadiannya. Pintarnya, Google telah selesai mendanai berbagai organisasi, dan bulan ini telah diberikan sebesar 150.000 Euro ke 3 (tiga) organisasi yang bekerja pada proyek Fact-Checking. (plus ditempat-tempat lainnya di dunia).

Satu dari organisasi UK itu adalah Full Fact. Ful Fact bekerja secara otomatis untuk memenuhi alat Fast-Checking, yang mana dapat meminjamkan skalabilitas untuk usaha Perusahaan Media dan Jurnalis.

Full Fact mengakhiri angka donasi yang bisa mereka terima dari organisasi hing 15 persen untuk menghindari ketertarikan secara komersial dan melindungi objektifitas. Ini adalah pokok argument untuk pengejek yang mensugesti donasi Google tidak cukup besar dan tidak mempresentasikan ukuran dari pengerjaan itu sendiri.

Google membutuhkan sumber akurasi informasi untuk menjelaskan kembali ke pengguna, dan pendana organisasi Fact-Checking yang meng-akselerasi perkembangannya.

—-

Penutup

Sisihkan semua tantangan yang Google hadapi, ada akar yang mendalam yang menjadi isu dalam pendanaan yang merupakan kebenaran, sebagai parameter dari kebenaran yang dapat diterima dan Pemerintahan yang mewakili kembali ke lembaga.

Untuk Google muncul dengan objektif dalam mewakili kebenaran, mereka butuh untuk menolak untuk tidak ikut campur dalam membatasi. Mereka memiliki ketertarikan yang kuat untuk ini, meskipun, itu adalah alasan mereka menginvestasikan kedalam beberapa macam servis Fast-Checking.

Lebih dari satu decade, hal ini memungkinkan untuk menetapkan fokus utama mesin pencari, contohnya; konten dan link. Kedepannya, Saya rasa kita akan mellihat Fast-Checking dan menangkal ‘Fake News’ sebagai prioritas terbesar dari yang lainnya.

Google membutuhkan tindakan untuk menyalurkan antara pengguna dan kebenarannya – dan tidak membatasinya.

Share this post :

Scroll to Top
WhatsApp chat