Apa Itu Surplus Konsumen? Ini Pengertian dan Cara Menghitungnya

apa itu surplus konsumen

Seseorang biasanya pernah mendapati harga produk atau layanan yang mereka inginkan dibawah harga pasar atau prediksi mereka. Nah, manfaat perbedaan harga tersebut disebut dengan surplus konsumen. Untuk lebih jelasnya, Anda perlu mengetahui apa itu surplus konsumen terlebih dahulu.

Berbeda dengan surplus ekonomi yang diartikan sebagai kelebihan aset dalam suatu negara, surplus konsumen menyasar lingkup yang lebih sempit. Surplus konsumen dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk feedback dalam setiap transaksi produk atau layanan jasa yang ada di pasar. Secara garis besar, surplus konsumen ini dapat dimaknai sebagai keuntungan perbedaan harga yang didapatkan oleh konsumen.

Surplus konsumen sendiri biasanya akan terasa manfaatnya ketika dihitung dalam jumlah lebih besar. Misalnya perbedaan harga Rp 1.000,00 jika dikalikan 100 produk tentunya akan menghasilkan surplus konsumen yang semakin tinggi. Ingin tahu lebih lanjut mengenai apa itu surplus konsumen serta bagaimana cara menghitungnya? ToffeeDev siapkan informasi khusus untuk Anda di bawah ini.

Apa Itu Surplus Konsumen?

Surplus konsumen merupakan manfaat bersih yang disadari oleh konsumen ketika mampu membeli barang atau jasa dengan harga ekuilibrium. Yang dimaksud dengan harga ekuilibrium adalah harga keseimbangan, titik temu antara titik permintaan dan titik penawaran. Apabila digambarkan dalam sebuah grafik, setara dengan perbedaan antara harga maksimum yang bersedia dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang sebenarnya konsumen bayar untuk produk atau jasa yang mereka beli.

Baca Juga: Target Konsumen: Definisi dan Tips Menemukannya

Secara lebih sederhananya, surplus konsumen adalah manfaat yang dicapai seorang konsumen ketika membeli barang atau jasa dengan harga lebih rendah dari jumlah maksimal yang bersedia untuk dibayarkan. 

Rumus Dan Cara Menghitung Surplus Konsumen

Menghitung surplus konsumen tidak dilakukan secara satuan, melainkan dalam jumlah kuantitas permintaan. Ini akan menunjukkan manfaat yang cukup besar untuk konsumen atas partisipasinya dalam pasar. Berikut ini merupakan rumus dan cara menghitungnya yang perlu Anda ketahui.

Rumus Menghitung Surplus Konsumen

Sebelum mengetahui rumus menghitungnya, Anda perlu memahami beberapa hal. Misalnya kondisi dimana penawaran dan permintaan adalah sama, maka pada grafik dapat menunjukkan kuantitas permintaan pada titik ekuilibrium. 

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan mempermudah Anda untuk melakukan penghitungan. Namun, rumus menghitung surplus di bawah ini juga sudah dapat membantu Anda.

  • Rumus Menghitung Surplus Konsumen

= (½) x Qe x ∆P

Dengan keterangan,

  • Qe: kuantitas permintaan pada titik ekuilibrium
  • ∆P: Pmax – Pe
  • Pmax: harga yang bersedia dibayarkan konsumen
  • Pe: harga pada ekuilibrium, dimana permintaan dan penawaran sama.

Baca Juga: Kenali Bagaimana Karakteristik Konsumen Memengaruhi Perilaku Membeli untuk Meningkatkan Strategi Pemasaran

Cara Penerapan Rumus Menghitung Surplus Konsumen

Setelah mengetahui rumus menghitung surplus konsumen, apakah Anda masih bingung mengenai penerapannya? Berikut ini merupakan contoh penerapan rumus menghitung surplus konsumen.

  • Misalnya untuk sebuah permen, pelanggan bersedia membayar Rp 10,00 dan merupakan harga tertinggi dibanding pelanggan lainnya. Sebagian besar pelanggan hanya bersedia membayar Rp 5,00 yaitu harga yang ditentukan saat permintaan sama dengan penawaran (harga ekuilibrium).
  • Dengan harga Rp 5,00 permintaan ada sebanyak 20 permen. Maka, surplus yang akan dinikmati konsumen sebesar Rp 50,00.

= (½) x 20 x (Rp 10,00 – Rp 5,00)

= 10 x Rp 5,00

= Rp 50,00

Baca Juga: Apa Itu SOP? Berikut Pengertian Standard Operation Procedure Dan Cara Pembuatannya

Cara Mengimplikasikan Surplus Konsumen

Implikasi surplus tertinggi akan terjadi ketika keuntungan ekonomi produsen adalah nol. Dalam artian sebaliknya, maka nilainya nol saat produsen menerapkan diskriminasi harga sempurna atau sering disebut diskriminasi harga tingkat pertama. Mengapa diskriminasi harga sempurna ini dapat terjadi? Hal tersebut dikarenakan produsen menetapkan harga berdasarkan harga tertinggi yang bersedia dibayar oleh seseorang.

Total manfaat yang diperoleh konsumen dan produsen dapat dirasakan ketika berada di pasar bebas. Kondisi tersebut terjadi karena harga aktual mencerminkan harga ekuilibrium di pasar bebas. Dengan asumsinya, tidak ada pergeseran permintaan ketika produsen memberikan ketetapan harga diatas harga keseimbangan sehingga mengakibatkan surplus menurun.

Cara Mengukur Surplus Konsumen

Mengukur surplus konsumen memungkinkan kita untuk mengetahui keuntungan yang dinikmati oleh konsumen dari suatu transaksi pembelian. Untuk mengukurnya, kita menggunakan kurva permintaan, yang menggambarkan hubungan antara harga suatu barang atau jasa dan jumlah yang diminta oleh konsumen.

Surplus konsumen dihitung sebagai area di bawah kurva permintaan dan di atas garis harga pasar pada grafik. Area ini secara visual mencerminkan perbedaan antara nilai yang ingin dibayar oleh konsumen (ditunjukkan oleh kurva permintaan) dan harga yang sebenarnya dibayar (harga pasar). Semakin besar area ini, semakin besar pula surplus konsumen.

Ketika harga barang turun, area di bawah kurva permintaan dan di atas garis harga pasar bertambah besar, yang menandakan peningkatan surplus konsumen. Sebaliknya, ketika harga naik, surplus konsumen akan menurun.

Selain itu, surplus konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti preferensi konsumen, pendapatan, dan ketersediaan barang pengganti.

Contoh Surplus Konsumen

Surplus konsumen merupakan keuntungan atau kepuasan ekstra yang diperoleh konsumen karena mereka membayar harga yang lebih rendah dari jumlah maksimum yang bersedia mereka bayar untuk suatu barang atau jasa. Berikut contoh sederhana surplus konsumen:

  • Kondisi: Bayangkan seorang pembeli, Budi, ingin membeli sebuah buku. Budi bersedia membayar hingga Rp100.000 untuk buku tersebut. Namun, setelah pergi ke toko buku, dia menemukan bahwa harga buku tersebut hanya Rp70.000.

  • Surplus Konsumen: Surplus konsumen Budi adalah selisih antara harga maksimum yang bersedia dia bayar (Rp100.000) dan harga yang sebenarnya dibayar konsumen (Rp70.000), yaitu:

    Surplus Konsumen = Rp100.000 – Rp70.000 = Rp30.000

Artinya, Budi merasa mendapatkan keuntungan atau kepuasan tambahan senilai Rp30.000 karena dia membayar lebih sedikit daripada yang dia harapkan.

Nah, itulah tadi pengertian surplus konsumen yang perlu Anda ketahui. Sebagai seorang konsumen, biasanya surplus ini secara mudah disadari. Manfaat ini yang membuat seorang konsumen berpartisipasi lebih dalam pasar bisnis produk atau jasa.

Apabila Anda merupakan seorang pebisnis yang ingin menjangkau lebih banyak konsumen, jasa digital marketing ToffeeDev siap membantu Anda. Yuk hubungi ToffeeDev sekarang juga, dapatkan informasi bisnis terbaik khusus untuk Anda.

Banner Ebook SEO

Share this post :

Scroll to Top