Langkah Akurat Menciptakan Buyer Persona untuk Bisnis Anda

buyer persona

Pemilik bisnis atau digital marketer harus paham dengan istilah buyer persona atau pelanggan ideal, sehingga strategi pemasaran yang dibuat bisa menjangkau target pasar dan target audiens yang telah ditentukan.

Membuat profil pelanggan yang mendetail, termasuk karakteristik demografis dan psikografis, serta memahami pelanggan dapat meningkatkan upaya pemasaran dan memperbaiki penargetan audiens.

Buyer persona juga membawa manfaat yang banyak bagi bisnis, terutama yang menggunakan digital marketing sebagai strategi pemasarannya.

Tim marketing bisnis, khususnya digital marketing, seringkali kebingungan saat mengecek rincian engagement dari iklan atau marketing yang sudah dijalankan.

Kehadiran buyer persona ini bisa membantu identifikasi tujuan pelanggan dalam menciptakan strateginya melalui customer segmentation.

Pertanyaannya, bagaimana cara menciptakan buyer persona untuk bisnis kita?

Mengenal Buyer Persona

Buyer persona adalah deskripsi rinci mengenai pelanggan ideal atau seseorang yang mewakili target audiens kita dan sifatnya semi-fiktif. Dikatakan semi-fiktif, sebab kita menciptakan orang yang benar-benar merepresentasikan karakteristik pelanggan terbaik kita. Memahami buyer persona juga membantu kita dalam mengidentifikasi customer journey mereka melalui customer journey mapping.

Baca Juga: 7 Cara Menarik Pelanggan Potensial dengan Mudah!

Banner - SEO General

Manfaat Buyer Persona untuk Strategi Pemasaran

Sebelumnya, dijelaskan secara singkat bahwa buyer persona bisa membantu bisnis membuat copywriting dalam iklan.

Ternyata, buyer persona pun berguna dalam membangun bisnis secara internal. Memahami buyer persona juga memberikan customer insights yang berharga untuk strategi pemasaran dan memahami customer journey.

Kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai manfaatnya yang berguna untuk bisnis.

1. Membantu Melihat Pelanggan Sesuai dengan Kebutuhan

Ketika membuat strategi pemasaran, buyer persona ini bisa jadi bayangan terhadap kebutuhan dan tujuan pelanggan.

Jadi, apapun iklan yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan si pelanggan dulu sebelum disebarkan ke audiens berdasarkan customer feedback. Sehebat apapun ide marketing yang dibuat, semua akan sia-sia bila kebutuhan pelanggan ini tidak terpenuhi.

Strategi pemasaran yang memenuhi kebutuhan pelanggan ini dijamin menarik perhatian audiens pula saat dilakukan. Hasil penjualan bisnis pun meningkat, belum lagi brand loyalty yang dibangun oleh bisnis berkat adanya buyer persona ini.

Baca Juga: Cara Menyusun Strategi Penjualan Online Untuk Bisnis

2. Menargetkan Iklan Digital dengan Lebih Efektif

Membuat iklan digital, khususnya social media ads, selalu melibatkan pemilihan target audiens secara detail melalui audience targeting. Mulai dari umur, jenis kelamin, hingga lokasi, semuanya merupakan bagian dalam social media ads targeting.

Selalu ingat, ada juga bisnis yang memiliki dua atau lebih buyer persona. Untuk hal ini, kita bisa membuat konten iklan yang berbeda untuk masing-masing pelanggan. Targeting seperti ini bisa meningkatkan conversion rates serta kualitas iklan media sosial itu sendiri.

3. Pengembangan Produk

Secara internal, buyer persona pun membantu bisnis mengembangkan produk yang sudah ada atau melakukan pengembangan produk baru melalui market research atau product development. Dengan adanya pelanggan, kita bisa mengetahui produk atau fitur seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh profil pelanggan kita.

4. Meningkatkan Konversi Penjualan Produk

Data karakteristik pelanggan yang ideal mempermudah Anda dalam merancang strategi pemasaran dan penjualan yang lebih realistis, termasuk mengoptimalkan sales funnel dengan memahami target pasar.

Strategi apa saja yang perlu dijalankan dengan tepat untuk menargetkan pasar tertentu dengan tepat, efisien, dan menghasilkan konversi penjualan.

5. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Manfaat memahami karakteristik pelanggan adalah peningkatan customer experience dan kepuasan mereka.

Ketika Anda memahami karakteristik pelanggan, Anda bisa mengenali kebutuhan dan keinginan mereka dengan lebih baik.

Hal ini memungkinkan Anda untuk menawarkan layanan dan produk yang sesuai dengan harapan mereka, sehingga dapat memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi mereka.

Cara Menentukan Buyer Persona

Waktunya menciptakan buyer persona untuk merasakan tiga manfaat di atas. Sebelum menciptakan persona pelanggan, kita harus melakukan riset dan data analysis secara mendalam terhadap pelanggan yang sudah pernah membeli bisnis kita. Inilah beberapa langkah menciptakan buyer persona untuk bisnis Anda.

1. Melakukan Riset terhadap Pelanggan

Riset itu sangat penting dilakukan dalam membuat buyer persona, karena harus merepresentasikan keadaan konsumen yang ada di lapangan. Jadi, jangan sekali-kali menciptakan buyer persona mengikuti insting yang belum tentu valid.

Saat melakukan riset, pertimbangkanlah indikator pelanggan ini: usia, jenis kelamin, lokasi, bahasa (bisa bahasa gaul atau formal), minat, tantangan, fase kehidupan, dan pola berbelanja. Gunakan juga customer surveys untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

Untuk strategi digital marketing, bisnis pun harus mempertimbangkan jenis media sosial yang digunakan. Selain menciptakan konten iklan yang tepat, kita juga harus mengetahui channel untuk memasarkan produk. Perhatikan juga tingkat kompetisinya, sehingga iklan kita lebih unggul dibandingkan kompetitor.

Baca Juga: Marketing Automation Software: Strategi Sukses Mengefisiensi Sumber Daya Bisnis

2. Mengetahui Pain Points Pelanggan

Pain points adalah letak masalah yang ingin diselesaikan oleh pelanggan dan bisa digunakan untuk membangun sebuah bisnis.

Memahami customer pain points sangat penting untuk mengetahui apa masalah yang sedang diselesaikan oleh pelanggan potensial kita.

Apa yang menghalangi mereka dari tujuannya? Itu adalah beberapa pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pain points target pelanggan kita.

Bagaimana cara mencari tahunya? Jawabannya, kita bisa melakukan social listening dan social media sentiment analysis.

Kedua tips di atas bisa dilakukan dengan cara mengadakan live streaming di media sosial untuk membahas produk kita.

Dari kegiatan tersebut, kita bisa memahami mengapa pelanggan memilih produk kita dan apa saja fitur produk yang tidak berguna untuk mereka.

Social listening juga bisa dilakukan dengan mendengar beberapa pertanyaan dari calon pelanggan. Dari situ, kita bisa mengevaluasi strategi pemasaran dengan cara menambahkan fitur yang ingin mereka pahami. Beberapa testimoni pelanggan pun berguna untuk membangun customer persona yang lebih kuat.

Banner - Ebook SEO

3. Mengidentifikasi Tujuan Pelanggan

Kalau pain points merupakan masalah yang ingin diselesaikan oleh pelanggan, tujuan (goals) atau customer goals merupakan hal positif yang ingin mereka capai. Tujuan itu bisa berupa pribadi ataupun profesional, yang penting menyangkut motivasi mereka.

Tujuan mereka bisa jadi berhubungan dengan solusi yang ditawarkan melalui produk atau layanan kita. Tujuan buyer persona kita itu lebih penting, meskipun tidak berkaitan dengan fitur produk kita.

Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa peningkatan metode iklan atau produk bisnis sehingga sesuai dengan tujuan pelanggan.

Untuk mengetahuinya, kita juga bisa memanfaatkan social listening. Perlu diingat, social listening ini juga bisa melalui tim customer service yang berhubungan langsung dengan pelanggan.

Tim sales juga bisa menjadi sumber social listening kita, dari merekalah kita bisa mendengar apa yang ingin dicapai oleh pelanggan dengan produk atau layanan bisnis.

Baca Juga: Customer Journey Adalah: Definisi dan Tahapan Perjalanan Pelanggan

4. Mengidentifikasi Manfaat Produk atau Layanan Bisnis

Setelah mengetahui pain points dan goals pelanggan, kita bisa memahami bagaimana produk atau layanan kita bermanfaat bagi mereka dan menentukan value proposition yang tepat.

Untuk step ini, kita harus fokus kepada manfaat yang diberikan dan melupakan fitur serta keunggulan yang ada di dalam produknya.

Fitur adalah apa yang bisa dilakukan oleh suatu produk, sedangkan manfaat adalah bagaimana produk kita bisa membantu hidup pelanggan.

Untuk mengidentifikasinya, kita bisa menggunakan tiga pertanyaan ini berdasarkan pain points dan goals yang sudah didapatkan:

  • Bagaimana kita bisa membantu?

  • Apa penghalang utama audiens dalam membeli produk kita?

  • Apakah pelanggan sudah siap langsung membeli produk kita atau menunggu ulasannya terlebih dulu?

Untuk jawabannya, kita pun bisa menggunakan metode social listening tadi, serta berkolaborasi dengan tim lainnya.

5. Menciptakan Buyer Persona

Setelah mengumpulkan semua informasi di atas, waktunya mulai melakukan development dan menciptakan buyer persona Anda.

Mulailah dengan mengelompokkan setiap karakteristik yang sama untuk membangun satu buyer persona.

Berikan buyer persona ini beberapa data pribadi, seperti nama, pekerjaan, dan karakteristik lainnya, sehingga terlihat seperti orang asli.

Perlu diingat, pelanggan itu merupakan deskripsi yang realistis terhadap seseorang yang mewakili salah satu segmentasi pasar kita.

Meskipun tidak semua orang sesuai dengan karakteristik persona kita, setidaknya mereka akan diwakili oleh suatu buyer persona sehingga kita bisa menggunakan strategi marketing yang tepat untuk dilakukan.

Cara Membuat Buyer Persona

Buyer persona bisa dibuat melalui penelitian, survei, dan wawancara terhadap pelanggan, prospek, maupun audiens di luar basis data kontak bisnis yang mungkin selaras dengan target audiens.

Melakukan customer interviews adalah salah satu cara efektif untuk mengumpulkan informasi yang relevan.

Berikut beberapa metode praktis untuk mengumpulkan informasi yang Anda butuhkan dalam membuat buyer persona:

1. Periksa kontak database untuk menganalisis tren

Coba analisis bagaimana tren prospek atau pelanggan tertentu dalam menemukan dan mengonsumsi konten bisnis Anda melalui kontak database.

Anda bisa melakukannya dengan mengajukan pertanyaan berbasis demografis, atau yang dikenal sebagai ‘demographic questions’, melalui telepon, secara langsung, atau lewat survei online.

2. Gunakan formulir untuk mengumpulkan informasi buyer persona

Misalnya, jika semua buyer persona Anda bervariasi berdasarkan ukuran perusahaan, mintalah setiap prospek untuk mengisi informasi tentang ukuran perusahaan di dalam form fields.

Dari sini, Anda bisa menyaring informasi tentang buyer persona dan menempatkan bisnis Anda sebagai solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi buyer persona.

3. Pertimbangkan feedback dari tim penjualan

Dalam hal ini, sales feedback yang jadi prioritas adalah tentang prospek yang paling sering berinteraksi dengan bisnis. Anda bisa bantu tim penjualan mempersiapkan percakapan dengan buyer persona.

Sertakan beberapa kutipan nyata dari hasil wawancara yang menunjukkan perhatian buyer persona, siapa mereka, dan apa yang mereka inginkan.

4. Interview pelanggan dan prospek

Lakukan interview untuk menemukan customer insights serta apa yang disukai pelanggan dan prospek dari produk atau layanan yang Anda tawarkan.

Usahakan agar bahasa yang Anda gunakan untuk membicarakan produk atau layanan sesuai dengan kepribadian bisnis Anda.

Misalnya, jika Anda menjual produk skincare untuk remaja, maka gunakan bahasa yang cenderung kasual agar lebih terdengar akrab dan santai.

Hal ini penting agar saat Anda melakukan wawancara dengan prospek dan pelanggan, bahasa yang Anda gunakan dapat merepresentasikan bisnis dengan baik.

Setelah menyelesaikan proses penelitian ini, Anda akan memiliki banyak data mentah seputar pelanggan potensial dan pelanggan saat ini, seperti:

  • Data pribadi buyer persona – Berisi informasi tentang siapa nama konsumen, apa jenis kelaminnya, usianya, pendidikannya, sudah bekerja atau belum, apa pekerjaannya, berapa penghasilannya, sudah menikah atau belum, apakah sudah punya anak, dan lain-lain.

  • Tingkah laku buyer persona – Mencakup informasi tentang hobi, makanan dan minuman favorit, apa yang disukai, media sosial yang digunakan, dan lain-lain.

  • Kebiasaan belanja buyer persona – Termasuk informasi tentang kebiasaan berkomunikasi (melalui email, telepon, atau secara langsung), cara mengetahui suatu produk (melalui media sosial, website, iklan, atau rekomendasi teman), cara berbelanja yang lebih disukai (offline atau online), dan lain-lain.

Setelah semua informasi ini dikumpulkan, selanjutnya Anda perlu mengidentifikasi pola dan kesamaan dari jawaban atas pertanyaan wawancara.

Kembangkan setidaknya satu buyer persona utama untuk dijadikan acuan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Buyer persona akan membantu Anda membuat strategi yang lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.

5. Buat Buyer Persona Negatif

Selain mengembangkan profil calon pelanggan imajiner, penting juga untuk membuat profil yang mencerminkan negative personas atau orang-orang yang tidak tertarik dengan bisnis Anda.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran, sehingga Anda dapat menghindari menargetkan individu yang termasuk dalam kategori persona yang kurang menguntungkan tersebut.

6. Kategorikan Masing-masing Pelanggan

Dari semua data yang telah terkumpul, Anda dapat mengelompokkannya ke dalam beberapa persona categories. Beberapa kategori buyer persona meliputi:

  • Methodical Persona: Pelanggan yang cenderung logis dan teliti dalam tindakan mereka, sehingga membutuhkan produk yang menawarkan nilai tambah untuk menarik minat mereka.

  • Competitive Persona: Pelanggan yang menyukai kompetisi dan mencari produk yang membantu mereka meningkatkan diri.

  • Humanistic Persona: Pelanggan yang lambat dalam membuat keputusan, sehingga diperlukan strategi penawaran yang hati-hati untuk menarik minat mereka.

  • Spontaneous Persona: Pelanggan yang cenderung membuat keputusan berdasarkan emosi, sehingga mudah dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang menarik secara emosional.

Banner - SEO x CRO

Contoh Buyer Persona

Untuk memudahkan Anda memahami bagaimana cara membuat buyer persona yang sesuai dengan target konsumen, berikut persona examples dan contoh buyer persona yang bisa Anda jadikan representasi untuk membuat persona calon pelanggan bisnis Anda.

Setidaknya ada dua contoh buyer persona yang bisa Anda gunakan, antara lain:

1. B2B Buyer Persona

B2B personas dibuat dan dikembangkan untuk profesional SDM atau HR. Persona ini memberikan gambaran yang jelas tentang kesulitan dalam menarik calon pelanggan dan cara terbaik bagi perusahaan untuk memenuhi permintaan mereka.

Dalam hal ini, prosesnya disederhanakan, perekrutan dibuat lebih sederhana, dan HR professionals dibantu dalam mengelola tanggung jawab pekerjaan total mereka dengan terampil melalui alat perekrutan.

2. B2C Buyer Persona

Berdasarkan B2C personas, layanan streaming services ingin memastikan bahwa ia memiliki aplikasi seluler yang ramah pengguna, memberi tahu pengguna saat musik baru tersedia, dan memudahkan pengguna menemukan musik baru yang relevan dengan minat mereka dan berbagi materi dengan teman.

Kembangkan Bisnis di Era Digital Bersama Toffeedev

Buyer persona memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membuatnya, tapi hasilnya pasti bermanfaat untuk bisnis Anda.

Dengan adanya buyer persona, bisnis akan berjalan sesuai dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan, serta bisa menjangkau audiens potensial yang membutuhkan produk atau layanan kita.

Buyer persona pun menjadi salah satu step dalam menciptakan strategi digital marketing yang dilakukan oleh Toffeedev untuk kliennya.

Toffeedev telah bekerja sama dengan perusahaan dari berbagai sektor ekonomi yang ada di Indonesia untuk merevolusi bisnis di zaman digital.

Tentunya tidak mudah bagi sebuah bisnis untuk tetap bertahan dalam perubahan zaman, karena itu, Toffeedev sebagai digital marketing agency hadir sebagai partner bisnis Anda.

Kami menyediakan Jasa SEO untuk meningkatkan brand awareness bisnis Anda, sehingga bisa mencapai page one saat dicari di Google.

Jangan ragu menghubungi tim kami segera untuk informasi lebih lengkapnya.

Share this post :

Scroll to Top