Kita sering mendengar bahwa cara menghitung laba adalah harga jual produk dikurangi harga beli produk. Faktanya, rumus penghitungan laba dalam konteks perusahaan tidaklah sesederhana itu. Ada banyak komponen yang harus dimasukkan dalam penghitungan laba, seperti biaya produksi, beban yang digunakan dalam produksi, hingga pendapatan dari suatu produk.
Sebagai seorang pebisnis, Anda harus mengetahui cara menghitung laba yang tepat. Lantas, bagaimana cara menghitung laba yang dihasilkan oleh perusahaan? Temukan jawabannya dengan membaca artikel ini.
Daftar Isi
TogglePengertian Laba
Laba dalam konteks akuntansi atau keuangan perusahaan merujuk pada pendapatan bersih dari kegiatan bisnis perusahaan. Di dalam pengertiannya, laba mencakup proses produksi dan pemasaran untuk mempromosikan produk kepada masyarakat luas. Laba bersih pada dasarnya merupakan pendapatan kotor (gross income) yang dikurangi dengan biaya operasional yang dikeluarkan dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Singkatnya, laba merupakan selisih antara total pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Seberapa penting penghitungan laba dalam perusahaan? Sangat penting karena laba menandakan keuntungan yang diperoleh perusahaan pada akhir periode, baik bulanan, mingguan, maupun harian. Penghitungan laba juga menunjukkan jika suatu bisnis mengalami perkembangan atau penurunan dari waktu ke waktu. Hasil penghitungan laba dapat membantu perusahaan dalam merencanakan kegiatan bisnis agar bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Singkatnya, penghitungan laba berfungsi sebagai berikut:
- Indikator stabilitas keuangan.
- Indikator perolehan keuntungan selama satu periode.
- Bahan pertimbangan dan evaluasi untuk mengambil strategi bisnis yang dilakukan pada masa depan.
- Penentu bagi investor untuk menentukan jika investasi yang dilakukan sepadan dengan risiko investasi yang ditanggung.
- Penentuk bagi kreditur atau perusahaan pembiayaan mengenai kelayakan perusahaan dalam memperoleh pinjaman usaha.
- Membantu pemilik bisnis dalam melihat kelemahan dan kelebihan dari usaha yang dijalankan.
Baca Juga : Cara Menghitung BEP dan Rumusnya
Komponen-Komponen dalam Menghitung Laba
Penghitungan laba melibatkan beberapa komponen yang tergolong dalam variabel pendapatan dan variabel biaya. Lihat penjelasan lengkap mengenai komponen penghitungan laba di bawah ini.
1. Pendapatan
Pendapatan bukanlah nominal hasil penjualan yang dilakukan perusahaan. Komponen ini didefinisikan sebagai peningkatan aktivitas atau penurunan kewajiban perusahaan dalam satu periode pencatatan akuntansi. Pendapatan diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan seperti kredit atau penjualan barang dari berbagai lini bisnis.
2. Beban
Beban dipahami sebagai pengeluaran atau penggunaan aset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode pencatatan akuntansi guna menopang aktivitas operasional perusahaan. Komponen ini juga dapat dipahami sebagai proses berkurangnya aktiva, sehingga terjadi kondisi ketika nilai ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan menurun.
3. Biaya
Berbeda dengan beban, biaya merupakan uang perusahaan yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa (produk). Jika terdapat biaya yang sudah kedaluwarsa, dalam pencatatan keuangan akan disebut dengan beban. Selain biaya produksi, biaya pemasaran dan distribusi barang juga perlu dihitung.
4. Keuntungan dan Kerugian
Laba tidak bisa dipisahkan dari unsur keuntungan dan kerugian. Keuntungan perusahaan merupakan peningkatan nilai ekuitas dari transaksi yang dilakukan, tetapi bukan pendapatan investasi pemilik perusahaan. Kerugian merupakan kebalikan dari keuntungan yaitu sebagai penurunan nilai ekuitas perusahaan akibat proses bisnis.
5. Penghasilan
Penghasilan mencakup keuntungan dan pendapatan, atau dalam istilah lain yaitu gain dan revenue. Komponen, penghasilan yang dimaksud merupakan penghasilan kotor (bruto) yang berasal dari manfaat ekonomi dan muncul dari meningkatnya arus bruto yang dimiliki perusahaan.
Baca Juga : Apa Itu Growth Rate? Berikut Rumus Growth dan Cara Menghitungnya
Rumus Cara Menghitung Laba
Dalam perusahaan, dikenal tiga istilah terkait laba, yaitu laba kotor, laba bersih, dan margin laba. Ketiga jenis laba tersebut harus dihitung sebagai bagian dari laporan keuangan perusahaan. Bagaimana cara menghitung masing-masing ketiga jenis laba tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Laba Kotor
Laba kotor (gross profit) adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan sebelum dikurangi oleh biaya operasional, pajak, gaji karyawan, dan lain-lain. Walaupun laba kotor merupakan pendapatan, komponen ini tidak bisa dianggap sebagai keuntungan murni yang dihasilkan oleh perusahaan. Alasannya, laba kotor masih di luar penghitungan biaya produksi, biaya jasa, biaya pemasaran, dan biaya lainnya yang harus dikurangi sebelum bisa disebut sebagai laba bersih.
Rumus untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba Kotor = Pendapatan – HPP
Pada rumus di atas, pendapatan adalah hasil penjualan produk. Sedangkan HPP adalah singkatan dari harga pokok penjualan yang merupakan biaya produksi barang atau jasa yang dihasilkan.
2. Laba Bersih
Laba bersih atau net profit merupakan laba kotor yang telah dikurangi biaya atau pengeluaran lainnya. Biaya yang dihitung dalam laba bersih mencakup biaya operasional produksi, biaya penjualan, biaya administrasi, beban umum, pajak penghasilan, bunga pinjaman, dan biaya penyusutan atau depresiasi. Laba bersih bisa dihitung dengan menambahkan pendapatan tambahan, contohnya penjualan aset dan ROI atau keuntungan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Rumus untuk menghitung laba bersih adalah:
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Biaya
3. Margin Laba
Margin laba atau profit margin adalah persentase keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk barang atau jasa. Profit margin merupakan hasil perbandingan antara laba bersih dengan pendapatan atau penjualan yang telah dikurangi dengan bunga dan pajak.
Rumus untuk menghitung margin laba adalah:
Margin laba = (Laba bersih : Total Pendapatan) x 100
Baca Juga : Margin: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Contoh Penghitungan Laba
Untuk memudahkan dalam menghitung laba, perhatikanlah contoh soal berikut ini. PT Selaras Maju telah melakukan penjualan selama 1 periode. Dari kegiatan penjualan yang dilakukan, diperoleh data keuangan berikut ini:
- Penjualan Bersih: Rp150.000.000
- Harga Pokok Penjualan: Rp50.000.000
- Biaya iklan dan pemasaran: Rp20.000.000
- Biaya tenaga kerja: Rp10.000.000
- Biaya administrasi: Rp2.000.000
- Pajak: Rp5.000.000
Hitunglah laba kotor, laba bersih, dan margin laba yang diperoleh PT Selaras Maju dalam satu periode tersebut!
- Laba Kotor
Laba Kotor = Penjualan Bersih – HPP
= Rp150.000.000 – Rp50.000.000
= Rp100.000.000
- Laba Bersih
Laba Bersih = Laba Kotor – (Biaya iklan dan pemasaran + biaya tenaga kerja + biaya administrasi + pajak)
Laba Bersih = Rp100.000.000 – (Rp20.000.000+10.000.000+2.000.000+5.000.000)
= Rp100.000.000 – Rp37.000.000
= Rp63.000.000
- Margin Laba
Margin Laba = (Laba Bersih : Penjualan Bersih) x 100%
= Rp63.000.000 : Rp100.000.000 x 100%
= 63%
Itulah cara menghitung laba yang bisa Anda terapkan dalam perusahaan. Dari hasil penghitungan laba, Anda bisa memperoleh gambaran mengenai keuntungan yang diperoleh perusahaan. Anda pun harus mengevaluasi biaya yang dikeluarkan supaya bisa mencapai angka keuntungan yang ditargetkan.
Biaya pemasaran juga termasuk dalam penghitungan laba yang harus diperhatikan. Kini, Anda bisa mencoba jasa digital marketing dari ToffeeDev yang bisa disesuaikan dengan anggaran Anda. Kami akan memberikan layanan Digital Marketing sesuai strategi dan tujuan bisnis Anda. Hubungi kami segera dan mulailah berpartner dengan ToffeeDev untuk memajukan bisnis Anda agar lebih dikenal oleh masyarakat luas secara digital.