Cash flow statement adalah salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam operasional bisnis. Baik atau buruknya manajemen keuangan sebuah perusahaan, dapat dilihat dari bagaimana laporan arus kas yang ada. Apabila memiliki arus kas yang sehat, tentunya investor tidak perlu merasa ragu atau takut ketika menanamkan modal ke perusahaan tersebut.
Lalu, seberapa pentingkah laporan arus kas ini dalam memengaruhi kesuksesan bisnis? Semakin menarik di mata investor, maka semakin besar pula potensi perusahaan untuk berkembang. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang rela mengeluarkan budget lebih untuk mempekerjakan ahli keuangan terbaik.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Cash Flow Statement?
Laporan arus kas atau cash flow statement adalah laporan yang memperlihatkan arus masuk dan keluar dana dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan yang satu ini biasanya dibuat dalam periode waktu tertentu. Gambaran mengenai aliran uang masuk dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan termasuk ke dalam laporan arus kas.
Pada cash flow statement, arus kas masuk terdiri dari beberapa hal. Mulai dari penerimaan uang tunai dari penjualan produk/jasa, penerimaan pembayaran hutang piutang, dan penerimaan uang tunai dari investasi yang menghasilkan pendapatan. Sementara itu, arus kas keluar terdiri dari pembayaran biaya operasional, pembayaran pinjaman, pembelian aset tetap, dan pembayaran dividen.
Laporan arus kas membantu investor dan analis keuangan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan mengelolanya dengan baik. Selain itu, laporan arus kas juga digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan investasi dan pendanaan di masa depan.
Baca Juga : Bagaimana Membuat Laporan Analisa Website yang Baik?
5 Manfaat Cash Flow Statement
Mengingat pentingnya cash flow statement untuk perusahaan, tentunya dilatarbelakangi oleh manfaat yang diberikan. Mulai dari pengelolaan dana, analisis kredit dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari cash flow statement yang perlu Anda ketahui.
1. Mengetahui Kemampuan Perusahaan dalam Memperoleh Dana
Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus masuk dan keluar uang tunai dalam perusahaan. Hal ini membantu investor dan analis keuangan dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang tunai dan mengelolanya dengan baik.
2. Membantu dalam Perencanaan Keuangan
Manfaat selanjutnya adalah membantu manajemen perusahaan dalam merencanakan keuangan di masa depan. Dengan mengetahui arus masuk dan keluar uang tunai, perusahaan dapat mengambil keputusan investasi dan pendanaan yang tepat.
3. Memperlihatkan Struktur Keuangan Perusahaan
Laporan ini termasuk informasi penerimaan dan pengeluaran dana dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Dengan demikian, manajemen dapat menilai sumber dana dan arus kas perusahaan secara keseluruhan.
4. Meningkatkan Transparansi Perusahaan
Kemudian, laporan ini juga dapat meningkatkan transparansi perusahaan. Sebagai laporan keuangan yang penting, laporan arus kas harus disiapkan secara teratur dan diuji kembali oleh auditor independen. Hal ini memastikan bahwa informasi keuangan perusahaan akurat dan dapat dipercaya.
5. Membantu dalam Analisis Kredit
Laporan arus kas juga digunakan oleh pihak kreditur dalam menilai kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Hal ini termasuk kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang tunai untuk membayar utang dan menghasilkan arus kas yang stabil di masa depan.
Baca Juga : Pentingnya Product Knowledge dalam Pemasaran
3 Komponen Cash Flow Statement
Dalam menyusun laporan arus kas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah tiga komponen utama untuk menyempurnakan gambaran keuangan perusahaan. Tiga komponen di bawah ini merupakan hal yang perlu ada dalam sebuah cash flow statement.
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasional (Operating Cash Flow)
Komponen ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran dana dari aktivitas operasional perusahaan. Misalnya seperti penjualan produk atau jasa, pembayaran biaya operasional, pembayaran pajak, dan penerimaan atau pembayaran hutang piutang. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari aktivitas utama yang dijalankan.
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Investing Cash Flow)
Komponen selanjutnya berfungsi untuk memberikan gambaran pengeluaran dan penerimaan uang tunai dari aktivitas investasi perusahaan. Mulai dari pembelian atau penjualan aset tetap, pembelian atau penjualan investasi jangka panjang, dan penerimaan atau pembayaran dividen dari investasi. Komponen ini sekaligus mencerminkan keputusan investasi yang diambil perusahaan.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Financing Cash Flow)
Komponen yang terakhir bergna untuk mencerminkan pengeluaran dan penerimaan uang tunai dari aktivitas pendanaan perusahaan. Beberapa diantaranya seperti penerimaan atau pembayaran hutang jangka panjang, penerbitan atau pembelian saham, dan pembayaran dividen. Apa yang terlihat dari komponen ini adalah mampu mencerminkan sumber dana yang digunakan perusahaan dalam pembiayaan aktivitasnya.
2 Contoh Cash Flow Statement
Ingin tahu gambaran lebih jelas tentang seperti apa sebuah cash flow statement? Berikut ini merupakan beberapa contoh penghitungan laporan arus kas yang mungkin dapat menjadi referensi Anda.
1. Operational Cash Flow
Laporan arus kas operasional dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini.
- (Laba Bersih + Pengeluaran Non Tunai) – Perubahan Modal Kerja
Misalnya adalah perusahaan berhasil menjual produk dan mendapatkan keuntungan sebesar 100 juta rupiah (laba bersih). Kemudian memiliki bunga piutang sebesar 10 juta rupiah (pengeluaran non tunai). Disaat yang sama, perusahaan harus membayar pajak sewa sebesar 5 juta rupiah dan juga gaji karyawan sebesar 20 juta rupiah (perusahan modal kerja).
Maka, operational cash flow perusahaan Anda adalah sebagai berikut.
- (Rp 100.000.000,00 + Rp 10.000.000,-) – (Rp 5.000.000,00 + Rp 20.000.000,00)
= Rp 110.000.000,00 – Rp 25.000.000,00
= Rp 85.000.000,00 (Saldo Kas Operasional)
2. Investment Cash Flow
Cash flow statement selanjutnya adalah memperhitungkan pendanaan investasi yang ada. Rumus perhitungannya sangatnya sederhana yaitu pendapatan investasi dikurangi dengan pengeluaran investasi.
Misalnya ketika perusahaan Anda berhasil mendapatkan 50 juta rupiah dari penjualan saham dan 20 juta rupiah dari penjualan obligasi. Kemudian, dalam periode tersebut Anda juga membeli produk investasi sebesar 40 juta rupiah. Maka, investment cash flow perusahaan Anda adalah sebagai berikut ini.
- (Rp 50.000.000,00 + Rp 20.000.000,00) – Rp 40.000.000,00
= Rp 70.000.000,00 – Rp 40.000.000,00
= Rp 30.000.000,00 (Saldo Kas Investasi)
Baca Juga : Apa Itu Manajemen? Fungsi, Unsur Dan Contohnya
6 Cara Membuat Cash Flow Statement
Ingin membuat laporan arus kas tapi masih belum begitu paham? Anda mungkin dapat mengikuti beberapa langkah di bawah ini untuk membuat cash flow statement.
1. Tentukan Periode Laporan
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi periode waktu yang akan dicatat pada laporan arus kas. Misalnya seperti satu bulan, satu kuartal, atau satu tahun.
2. Pilih Format Laporan Arus Kas yang Sesuai
Selanjutnya, tentukan format cash flow statement yang ingin dibuat. Hal ini berarti memilih antara menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung. Metode langsung mengidentifikasi setiap transaksi kas masuk dan keluar secara terpisah. Sedangkan metode tidak langsung, menghitung arus kas operasi dengan menggunakan informasi laba rugi dan neraca.
3. Kumpulkan Informasi Laporan Keuangan Lainnya
Kemudian, lanjutkan dengan mengumpulkan informasi dari laporan keuangan lainnya. Misalnya adalah laporan laba rugi, neraca, dan catatan atas laporan keuangan untuk periode waktu yang dipilih.
4. Identifikasi Arus Kas
Cara selanjutnya adalah melakukan identifikasi cash flow statement dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Bagaimana caranya? Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa perubahan dalam saldo aset dan liabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk aktivitas operasional, perhatikan penerimaan kas dari penjualan, pembayaran biaya operasional, dan pembayaran pajak.
Kemudian untuk aktivitas investasi, perhatikan pembelian atau penjualan aset tetap, investasi jangka panjang, dan penerimaan atau pembayaran dividen. Dilanjut dengan aktivitas pendanaan, dengan memperhatikan penerimaan atau pembayaran hutang jangka panjang, penerbitan atau pembelian saham, dan pembayaran dividen.
5. Isi Tabel Arus Kas
Gunakan informasi yang telah dikumpulkan untuk mengisi tabel arus kas. Mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan, serta arus kas bersih selama periode waktu yang dipilih.
6. Hitung Saldo Kas Akhir Periode
Terakhir, Anda dapat langsung mencoba untuk menghitung saldo kas. Caranya? Jumlahkan arus kas bersih dengan saldo kas awal periode. Hasil ini lah yang memberikan besaran saldo kas akhir periode.
Pastikan laporan arus kas disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Mulai dari informasi yang diperlukan, seperti tanggal, nama perusahaan, dan tanda tangan pengesahan. Menggunakan ahli akuntansi atau keuangan pastinya perlu untuk Anda pertimbangkan dalam mengatasi laporan keuangan.
Ingin mengembangkan bisnis Anda? Meningkatkan brand awareness hingga maksimalkan keuntungan penjualan? Yuk jangan ragu untuk menggunakan layanan digital marketing agency. Toffeedev menyediakan berbagai layanan menarik yang dapat mendukung pengembangan bisnismu. Ingin tahu informasi lebih lanjut? Hubungi Toffeedev sekarang juga.