Menurut katadata, Indonesia menempati urutan kelima dengan predikat paling sering belanja online. Hal itu didukung dengan kemudahan teknologi pada masa kini yang membuat masyarakat Indonesia lebih sering berbelanja secara online.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi para pebisnis untuk membuka bisnis online selebar-lebarnya karena masyarakat Indonesia gemar belanja melalui e-commerce dibanding membeli dari toko secara langsung.
Sebelum memulai bisnis online, tentunya para pebisnis harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik konsumen Indonesia. Jadi, bisnis yang dimiliki dapat dijalankan sesuai dengan kebutuhan para pembeli Indonesia.
Melalui artikel ini, Anda dapat memahami berbagai karakteristik konsumen di Indonesia. Informasi ini dapat Anda gunakan dalam penyususnan strategi penjualan yang lebih baik dan efektif selanjutnya.
Daftar Isi
Toggle6 Karakteristik Konsumen Indonesia
Berikut ini, setidaknya ada 6 karakteristik yang dimiliki oleh konsumen Indonesia, yaitu:
1. Tidak Memiliki Perencanaan
Konsumen Indonesia cenderung masih belum memiliki perencanaan yang baik dalam berbelanja. Itulah mengapa tingkat impulse buying alias membeli produk tanpa rencana, baik itu secara online maupun offline.
2. Memiliki Pemikiran Jangka Pendek
Pemikiran jangka pendek masih tetap dimiliki oleh konsumen Indonesia. Kebanyakan konsumen Indonesia memiliki sifat yang tergesa-gesa, ingin cepat, dan instan. Hal-hal tersebut menyebabkan produk-produk yang memberikan manfaat jangka panjang seperti asuransi membutuhkan waktu lebih panjang dalam mengedukasi konsumen.Â
Berbeda dengan makanan instan atau minuman suplemen penambah energi, penjual tak perlu memakai iklan dalam mengedukasi konsumen. Kemungkinan para pembeli akan langsung terpengaruh untuk membelinya.
3. FOMO
Konsumen Indonesia masih menjadi konsumen yang senang mengikuti orang lain dan takut akan kehilangan tren atau yang biasa disebut dengan FOMO (Fear of Missing Out). Mereka senang mencari referensi dari orang lain, biasanya kekuatan selebriti dalam menggerakkan konsumen masih besar karena konsumen Indonesia suka mengikuti orang lain dan terpengaruh oleh idola tersebut.
Baca Juga: 10 Karakteristik Kepemimpinan yang Baik dan Efektif di dalam Bisnis
4. Adaptif dengan Teknologi Baru
Konsumen Indonesia makin adaptif bahkan di setiap hadirnya teknologi baru, mereka akan dengan cepat menyerapnya. Meski ada sedikit pengecualian bagi generasi tua, namun untuk generasi muda, karakter ini sangat jelas terlihat dan makin tinggi persentasenya.
5. Suka Pamer dan Gengsi
Keinginan untuk pamer dan rasa gengsi yang tinggi juga termasuk ke dalam karakter konsumen Indonesia. Hal itu juga alasan mengapa barang-barang mewah masih tinggi peminatnya di Indonesia.
Mereka cenderung akan memamerkan produk yang dibeli, seperti dengan menguploadnya di media sosial. Platform media sosial selalu menjadi perhatian konsumen di Indonesia sebagai tempat untuk memamerkan eksistensi mereka.Â
Baca Juga: Apa Itu Homepage: Fungsi dan Cara Membuatnya
6. Mementingkan Konteks Bukan Konten
Sifat mementingkan konteks dibandingkan konten masih terlihat sampai sekarang. Konten adalah informasi yang disampaikan melalui media atau elektronik. Sementara konteks adalah uraian atau kalimat pendukung yang memperjelas maknanya.
Misalnya, orang Indonesia masih tidak suka melihat kandungan yang ada pada suatu makanan. Baginya, asal kemasannya menarik konsumen Indonesia menganggapnya punya kualitas yang baik.Â
Setelah mengetahui karakteristik konsumen Indonesia, kini saatnya untuk memahami perilaku konsumen agar menarik perhatian para pembeli. ToffeeDev sudah merangkum cara-cara memahami perilaku konsumen yang dapat Anda simak berikut ini.
Faktor yang Memengaruhi Karakteristik Konsumen
Memahami faktor-faktor yang memengaruhi karakteristik konsumen sangat penting bagi perusahaan untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi karakteristik konsumen:
1. Budaya
Budaya memiliki pengaruh besar terhadap perilaku konsumen. Nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat membentuk preferensi dan perilaku konsumen.
Misalnya, di Indonesia, budaya kekeluargaan yang kuat seringkali membuat konsumen lebih memilih produk yang mendukung kegiatan bersama keluarga. Selain itu, tradisi dan perayaan budaya tertentu juga dapat memengaruhi pola konsumsi, seperti meningkatnya permintaan barang-barang tertentu selama hari raya.
2. Sosial
Faktor sosial seperti kelas sosial, kelompok referensi, dan status sosial juga memengaruhi perilaku konsumen. Konsumen seringkali dipengaruhi oleh pendapat dan rekomendasi dari teman, keluarga, dan tokoh masyarakat.
Kelompok referensi, seperti komunitas hobi atau profesi, dapat membentuk preferensi dan pilihan konsumen terhadap produk atau merek tertentu. Selain itu, status sosial dapat menentukan kemampuan daya beli konsumen dan jenis produk yang dianggap sesuai dengan status mereka.
3. Pribadi
Faktor pribadi mencakup usia, pekerjaan, gaya hidup, dan kepribadian individu. Setiap tahap kehidupan memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Misalnya, konsumen muda mungkin lebih tertarik pada produk teknologi terbaru, sementara konsumen yang lebih tua mungkin lebih memprioritaskan kesehatan dan kenyamanan.
Pekerjaan dan gaya hidup juga memengaruhi jenis produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Kepribadian individu, termasuk sikap dan nilai pribadi, juga memainkan peran penting dalam keputusan pembelian.
4. Psikologis
Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan serta sikap. Motivasi adalah dorongan dalam diri individu yang memengaruhi tindakan mereka untuk memenuhi kebutuhan. Persepsi konsumen terhadap produk atau merek dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, iklan, dan rekomendasi dari orang lain.
Proses pembelajaran melalui pengalaman dan informasi juga memengaruhi pilihan konsumen. Keyakinan dan sikap, yang merupakan penilaian konsumen terhadap produk atau merek, dapat menentukan loyalitas dan preferensi mereka.
5. Ekonomi
Kondisi ekonomi secara umum dan situasi ekonomi pribadi konsumen sangat memengaruhi perilaku pembelian. Tingkat pendapatan, stabilitas pekerjaan, dan inflasi memengaruhi daya beli konsumen dan prioritas pengeluaran mereka.
Dalam situasi ekonomi yang baik, konsumen cenderung lebih optimis dan bersedia mengeluarkan uang untuk produk-produk non-esensial. Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang sulit, konsumen mungkin lebih berhati-hati dan memilih produk yang lebih ekonomis atau mencari diskon dan promosi.
Pentingnya Mengenal Karakteristik Konsumen Indonesia
Mengenal karakteristik konsumen Indonesia merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan strategi pemasaran dan penjualan suatu produk atau jasa. Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, memiliki pasar yang sangat beragam dengan berbagai macam preferensi dan kebutuhan.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai perilaku konsumen di Indonesia dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan produk yang tepat, menyusun strategi pemasaran yang efektif, dan pada akhirnya meningkatkan penjualan serta kepuasan pelanggan.
Salah satu karakteristik utama konsumen Indonesia adalah tingginya tingkat penggunaan teknologi, terutama di kalangan generasi muda. Dengan kemajuan internet yang terus meningkat dan penggunaan smartphone yang meluas, konsumen Indonesia semakin terbiasa dengan belanja online dan interaksi digital.
Masyarakat sering menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok tidak hanya untuk bersosialisasi, tetapi juga untuk mencari informasi tentang produk, membaca ulasan, dan melakukan pembelian.
Oleh karena itu, strategi pemasaran digital yang kuat sangat diperlukan untuk menjangkau konsumen ini. Penggunaan influencer dan endorsement di media sosial juga menjadi tren yang efektif dalam menarik perhatian konsumen Indonesia, karena mereka cenderung mempercayai rekomendasi dari tokoh yang diikuti.
4 Cara Memahami Perilaku Konsumen untuk Meningkatkan Penjualan
Jika seorang pebisnis menyamaratakan semua konsumennya, maka pebisnis tersebut akan gagal dalam menjalankan usahanya. Mengapa terjadi demikian? Hal itu dikarenakan karakteristik manusia yang berbeda-beda.
Seorang penjual atau pebisnis harus bisa melakukan pendekatan yang berbeda-beda kepada konsumennya agar dapat memaksimalkan hasil penjualan. Dengan mempelajari cara memahami perilaku konsumen berikut ini, Anda dapat memaksimalkan hasil akhir yang ingin didapatkan dari calon konsumen.Â
1. Mengenali Keinginan Konsumen
Hal penting agar dapat memahami perilaku konsumen adalah dengan mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsumen pasti memiliki keinginan dan kebutuhannya sendiri-sendiri. Mereka akan merasa senang dan terbantu apabila menerima informasi apa saja yang berkaitan dengan keinginan dan kebutuhannya.
Anda bisa membuat konten mengenai apa yang mereka butuhkan dengan memahami dan mengetahui tentang apa yang sedang mereka perhatikan akhir-akhir ini. Mulai dari masalah bisnis hingga tips untuk menjalankan gaya hidup sehat, biasanya konsumen akan mencari topik-topik semacam itu.
Saat konsumen mulai terlibat dengan informasi konten yang diberikan, Anda dapat masuk dan membuat pemahaman mengenai produk yang dimiliki agar dapat menyelesaikan masalah konsumen. Kunci utamanya ialah mencari tahu apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh konsumen.
2. Mengetahui Sasaran Konsumen
Jika ingin mengetahui siapa konsumen Anda secara tepat, maka yang harus dilakukan ialah memahami perilaku konsumen secara jelas. Selain itu, Anda juga dapat mengetahui target konsumen melalui psikologis dan demografik konsumen.
Salah satu caranya dengan membangun produk kesukaan konsumen. Buat beberapa pertanyaan relevan mengenai konsumen Anda atau bisa juga dengan bertanya ke diri sendiri sebanyak-banyaknya dengan memosisikan diri sebagai konsumen.
Baca Juga: Bagaimana Karakteristik Website Yang Ideal?
3. Mencari Tahu Persepsi Konsumen Terhadap Produkmu
Cara memahami bagaimana perilaku konsumen salah satunya dengan melakukan sebuah survei. Jadi, sebuah bisnis akan memperoleh insight dan feedback yang bermanfaat untuk dianalisis. Anda dapat memakai hasil survei yang diperoleh, dan dipakai untuk menyesuaikan cara melakukan komunikasi dengan konsumen di lapangan.
4. Memahami Konten yang Disukai Konsumen
Content marketing dapat bermanfaat untuk melakukan konversi konsumen, dan berguna untuk meningkatkan penjualan pada bisnis. Anda bisa mencoba membuat konten yang sekiranya bermanfaat bagi para konsumen yang melihat konten tersebut.
Setelah konsumen merasa bahwa bisnis Anda dapat dipercaya dalam memberikan informasi relevan, maka saat pembuatan konten dapat disisipkan segelintir informasi mengenai produk yang akan ditawarkan. Hal ini bisa mengatasi masalah yang dimiliki calon konsumen.
Strategi yang menarik cenderung akan menambah nilai dalam suatu bisnis, sehingga konsumen akan loyal terhadap suatu bisnis tertentu karena dapat menyediakan kebutuhan yang sesuai.Â
Kunci berkembangnya suatu bisnis ialah dengan mengenal karakteristik konsumen dan memahami perilaku konsumen lebih dalam. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengenali perilaku konsumen Anda, seperti mencari tahu apa yang selalu mereka cari pada search engine perangkat mereka.Â
ToffeeDev dapat membantu Anda menganalisa perilaku konsumen dengan layanan Digital Marketing dan market intelligence. Layanan ini akan membantu pebisnis dalam memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat. Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami di sini!