Konsep Design Thinking: Pengertian, Tujuan, serta Cara Menggunakannya

Konsep Design Thinking: Pengertian, Tujuan, dan Cara Menggunakannya

Konsep design thinking dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari keperluan pribadi hingga keperluan bisnis. Penting bagi Anda untuk mempelajari konsep design thinking agar dapat menemukan berbagai macam solusi yang inovatif dari setiap masalah yang dihadapi, serta mempermudah berbagai macam pekerjaan yang dijalani.

Melalui artikel ini, Anda akan mendapatkan penjelasan yang mendalam mengenai apa itu konsep design thinking. Selain itu, Anda juga akan mempelajari mengenai fungsi design thinking dan cara menggunakannya. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Konsep Design Thinking?

Design thinking adalah pendekatan yang digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang praktis dan kreatif. Konsep ini sangat didasarkan pada metode dan proses yang digunakan oleh desainer (seperti namanya), tetapi telah berkembang dari berbagai bidang yang berbeda, termasuk arsitektur, teknik, dan bisnis. Design thinking dapat diterapkan pada bidang apa pun; tidak harus spesifik pada desain, bahkan dapat diterapkan untuk kebutuhan pribadi.

Di dalam praktiknya, design thinking adalah serangkaian proses yang berulang. Anda akan mengulang berbagai macam prosesnya, dari awal hingga akhir hingga ke awal lagi, demi menemukan solusi yang paling tepat dari masalah yang dihadapi. Anda harus memahami pengguna dan kebutuhan mereka, tidak membuat asumsi, serta mendefinisikan kembali masalah yang sedang dihadapi.

Design thinking dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan kebutuhan bisnis dan proses ekspansi bisnis (pengembangan bisnis). Ketika menerapkan design thinking, sebuah bisnis diharapkan akan dapat menemukan solusi yang inovatif, efektif, tepat sasaran, dan sesuai dengan kebutuhan bisnis, pengembangan bisnis, dan lebih lagi, konsumen. Konsep design thinking adalah proses pemecahan masalah yang berorientasi pada konsumen.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Metode Design Thinking dan Fungsinya untuk Digital Marketing

Mengapa Menggunakan Design Thinking?

Mengapa Menggunakan Design Thinking?

Penerapan design thinking dapat membantu untuk menemukan sebuah solusi yang inovatif dari berbagai macam masalah yang sangat rumit, tidak dikenali, dan tidak jelas. Bagi sebuah bisnis, penerapan design thinking dapat mengefisiensikan proses operasional bisnis serta dapat membantu perusahaan untuk memahami pasar dan pengguna.

Design thinking menumbuhkan level kreativitas dan inovasi yang tinggi. Daripada mengulangi metode yang telah dicoba dan diuji, design thinking mendorong kita untuk lebih terbuka terhadap hal baru dan mempertimbangkan solusi alternatif yang ada. Seluruh proses design thinking memungkinkan Anda untuk mengeksplor hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan begitu, solusi yang inovatif dapat ditemukan.

Baca Juga: 5 Tahapan Design Thinking dalam Mengembangkan Strategi Digital Marketing

5 Cara Menggunakan Design Thinking untuk Mengembangkan Ide Bisnis

Secara garis besar, ada lima tahapan yang harus dilakukan untuk menggunakan design thinking untuk mengembangkan ide bisnis, yaitu:

  • Empathize
  • Define
  • Ideate
  • Prototype
  • Test

Setiap tahapan tersebut akan diulangi, dari awal hingga akhir hingga ke awal lagi, sampai solusi yang inovatif berhasil ditemukan. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Jasa SEO

1. Empathize

Ketika menemukan ide bisnis, hal pertama yang harus dilakukan untuk mengembangkannya adalah empathize, atau memiliki pemahaman empatik mengenai ide tersebut. Artinya, Anda harus melihat ide bisnis tersebut dari kacamata orang lain, atau lebih tepatnya dari kacamata calon konsumen atau target pasar. “Apakah ide bisnis ini dapat memecahkan masalah yang ada?” “Apakah konsumen membutuhkan produknya?” Anda dapat memulai dari pikiran yang seperti itu.

Dalam tahap empathize, Anda dapat melakukan berbagai macam riset, mulai dari riset pasar, riset produk, hingga riset pemasaran, demi bisa mendapatkan pemahaman empatik mengenai ide bisnis tersebut. Selain itu, Anda juga dapat melakukan wawancara langsung kepada calon konsumen.untuk memastikan apakah memang ide bisnis tersebut layak dijalankan dan produk yang diciptakan memang dibutuhkan oleh pasar.

Baca Juga: Karakteristik Kepemimpinan yang Baik dan Efektif dalam Bisnis

2. Define

Define

Tahapan selanjutnya adalah define di mana Anda harus mendefinisikan ide bisnis tersebut dan mengaitkannya dengan apa yang pasar butuhkan. Pada tahapan ini, Anda harus menemukan pola atau gambaran besar, mengenai bagaimana ide bisnis tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar, dari semua data yang dikumpulkan pada tahap empathize. Anda juga harus memberikan kesimpulan mengenai mengapa ide bisnis tersebut layak untuk dijalankan.

3. Ideate

Setelah dapat mendefinisikan mengapa ide bisnis tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar, Anda dapat mulai masuk ke tahap ideate. Pada tahapan ini, Anda harus dapat melahirkan sebuah produk yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen dari ide bisnis tersebut dan data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Anda dapat melakukan brainstorming untuk mengumpulkan ide produk sebanyak mungkin, biarkan imajinasi dan kreativitas mengambil alih selama tahapan ini. Setelah itu, saring ide-ide tersebut dan pilih beberapa dengan kemungkinan persentase keberhasilan yang paling besar. Makin realistis ide tersebut, maka akan makin tinggi peluang keberhasilannya.

Baca Juga: Mari Kenali Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

4. Prototype

Prototype

Tahapan prototype adalah waktu di mana Anda membuat ide-ide produk tersebut menjadi nyata. Pada tahapan ini, Anda harus dapat mewujudkan produk tersebut dan merancangnya dengan sedemikian rupa hingga sempurna. Untuk menyempurnakannya, Anda dapat melakukan eksperimen sebanyak mungkin ke dalam tim internal, temukan kelemahannya, dan tingkatkan kualitas produk tersebut.

5. Testing

Berbeda dengan tahapan prototype yang melakukan percobaan produk ke tim internal, tahapan testing mengharuskan Anda untuk mencoba produk langsung ke konsumen. Oleh karena itu, pastikan Anda telah menyempurnakan produk pada tahapan prototype.

Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan umpan balik langsung dari konsumen mengenai produk tersebut. Nantinya, Anda dapat melakukan peningkatan lebih lanjut agar produk tersebut dapat sesuai dengan kemauan dan kebutuhan konsumen.
Demikian adalah konsep design thinking yang dapat Anda terapkan untuk mengembangkan ide bisnis. Setelah berhasil mewujudkan ide bisnis, Anda dapat menerapkan strategi pemasaran digital untuk mengembangkan bisnis tersebut. Gunakan jasa strategi pemasaran digital dari ToffeeDev untuk meningkatkan performa bisnis Anda sekarang juga.

Share this post :

Scroll to Top