Pivot adalah suatu konsep yang penting dalam dunia bisnis. Dalam era yang terus berkembang ini, perusahaan-perusahaan harus siap untuk beradaptasi dan mengubah arah strategi mereka agar tetap relevan dan kompetitif. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu pivot, jenis-jenis pivot, tanda-tanda dan alasan untuk melakukan pivot, proses dan langkah-langkah dalam melakukan pivot, studi kasus pivot sukses, tantangan dan risiko dalam melakukan pivot, serta kunci sukses dalam melakukannya.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Pivot?
Pivot dalam bisnis merujuk pada perubahan yang signifikan dalam model bisnis, segmen pasar, teknologi, atau strategi yang terterapkan oleh perusahaan. Pivot bukanlah kegagalan, tetapi merupakan tindakan strategis untuk menghadapi tantangan atau menciptakan peluang baru. Dengan melakukan pivot, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kesesuaian antara produk atau layanan mereka dengan pasar yang ada.
Definisi Pivot dalam Konteks Bisnis
Dalam konteks bisnis, pivot adalah perubahan strategis yang signifikan dalam model bisnis perusahaan. Ini bisa melibatkan perubahan produk yang ditawarkan, target pasar yang dituju, cara pengiriman produk, atau bahkan pendekatan keseluruhan dalam menjalankan bisnis. Pivot merupakan respons yang diambil ketika strategi sebelumnya tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Tujuan dan Manfaat Pivot
Tujuan dari melakukan pivot adalah untuk meningkatkan peluang keberhasilan perusahaan di pasar yang dinamis. Beberapa manfaat melakukan pivot antara lain:
- Mengidentifikasi peluang baru: Pivot dapat membantu perusahaan menemukan peluang baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar dan memberikan keunggulan kompetitif.
- Meningkatkan pertumbuhan: Melalui pivot, perusahaan dapat mengarahkan sumber daya mereka ke segmen pasar yang lebih menjanjikan dan mempercepat pertumbuhan.
- Menyesuaikan dengan perubahan pasar: Perubahan permintaan dan tren pasar dapat membuat strategi bisnis yang ada menjadi tidak relevan. Dengan pivot, perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
- Mengurangi risiko kegagalan: Dalam banyak kasus, pivot dapat membantu mengurangi risiko kegagalan dengan mengarahkan perusahaan ke arah yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan pasar.
Baca Juga :Â Business Model Canvas: Pengertian, Elemen, dan Cara Membuatnya
Jenis-jenis Pivot
Penerapan pivot memiliki beberapa jenis yang dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan di bidang tertentu. Berikut ini adalah beberapa jenis pivot yang wajib Anda ketahui, antara lain:
1. Pivot Model Bisnis
Pivot model bisnis terjadi ketika perusahaan mengubah cara mereka menghasilkan pendapatan. Misalnya, perusahaan yang awalnya menjual produk menjadi lebih fokus pada model berlangganan atau pengiklanan.
2. Pivot Segmen Pasar
Pivot segmen pasar terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk beralih dari satu segmen pasar ke segmen pasar lain yang lebih menjanjikan. Misalnya, perusahaan teknologi yang semula fokus pada konsumen perorangan kemudian beralih ke pasar bisnis.
3. Pivot Teknologi
Pivot teknologi terjadi ketika perusahaan mengubah teknologi atau platform yang digunakan dalam produk atau layanan mereka. Misalnya, perusahaan yang semula mengandalkan teknologi desktop beralih ke teknologi seluler.
4. Pivot Strategi Distribusi
Pivot strategi distribusi terjadi ketika perusahaan mengubah cara mereka mendistribusikan produk atau layanan mereka. Misalnya, perusahaan yang semula mengandalkan penjualan melalui toko fisik beralih ke penjualan online.
Baca Juga :Â Company: Pengertian, Jenis, dan Komponen dalam Konteks Bisnis
Tanda-Tanda dan Alasan untuk Melakukan Pivot
Pivot dapat Anda lakukan jika terdapat urgensi, atau alasan kuat untuk melakukannya. Hal ini disebabkan penerapan pivot dapat mengubah arah suatu bisnis secara drastis. Berikut adalah beberapa alasan kuat mengapa Anda harus melakukan pivot pada bisnis, yaitu:
1. Perubahan Permintaan Pasar
Perubahan tren atau permintaan pasar yang signifikan dapat menjadi tanda bahwa pivot diperlukan. Jika produk atau layanan perusahaan tidak lagi diminati oleh pasar, pivot dapat membantu memperbaiki situasi tersebut.
2. Ketidakcocokan antara Produk dan Pasar
Ketidakcocokan antara apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan apa yang diinginkan oleh pasar dapat menjadi alasan untuk melakukan pivot. Jika produk atau layanan perusahaan tidak memenuhi kebutuhan atau preferensi pelanggan, pivot dapat membantu menyesuaikannya.
3. Perubahan Paradigma Industri
Perubahan paradigma atau inovasi di industri dapat menjadi tanda bahwa pivot diperlukan. Jika perusahaan tidak mengikuti perkembangan tersebut, mereka dapat kehilangan pangsa pasar dan harus melakukan pivot untuk tetap bersaing.
4. Tantangan dalam Model Bisnis yang Tidak Berhasil
Jika model bisnis yang digunakan oleh perusahaan tidak memberikan hasil yang diharapkan, seperti pendapatan yang stagnan atau kerugian yang terus menerus, pivot dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Baca Juga :Â Stakeholders: Pengertian, Jenis, dan Peranannya dalam Bisnis
Proses dan Langkah-langkah dalam Melakukan Pivot
Berikut ini adalah beberapa proses atau langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk melakukan pivot, antara lain:
1. Evaluasi dan Analisis Situasi saat Ini
Langkah pertama dalam melakukan pivot adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap situasi bisnis saat ini. Ini meliputi menganalisis kinerja produk atau layanan yang ada, pasar, persaingan, dan kekuatan serta kelemahan internal perusahaan.
2. Identifikasi dan Penilaian Opsi Pivot
Setelah menganalisis situasi saat ini, perusahaan perlu mengidentifikasi berbagai opsi pivot yang mungkin. Opsi-opsi ini harus dinilai berdasarkan potensi keberhasilan, kompleksitas implementasi, serta risiko dan dampak yang terkait.
3. Perencanaan dan Pengembangan Strategi Pivot
Setelah opsi pivot dipilih, perusahaan perlu merencanakan dan mengembangkan strategi pivot yang terperinci. Ini melibatkan merancang rencana tindakan, mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, dan menetapkan tujuan yang jelas.
4. Implementasi dan Pengukuran Hasil Pivot
Langkah terakhir adalah mengimplementasikan strategi pivot yang telah dirancang. Selama implementasi, perusahaan harus terus memantau dan mengukur hasilnya untuk memastikan bahwa pivot berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
Studi Kasus Pivot Sukses
Sudah banyak perusahaan yang telah sukses melakukan pivot pada bisnisnya, dan meraup brand awareness dan keuntungan yang drastis dibandingkan dengan bisnis sebelumnya. Berikut adalah tiga contoh perusahaan tersebut, antara lain:
1. Airbnb: Dari Pemesanan Tempat Menginap ke Pengalaman Wisata
Awalnya, Airbnb adalah platform untuk pemesanan tempat menginap. Namun, mereka melakukan pivot dengan menawarkan pengalaman unik kepada pelanggan, seperti tur lokal dan kelas memasak. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas dan menciptakan nilai tambah bagi pengguna mereka.
2. Slack: Dari Game Online ke Aplikasi Komunikasi Tim
Awalnya, Slack adalah perusahaan yang mengembangkan game online. Namun, mereka melakukan pivot dengan mengubah fokus mereka menjadi aplikasi komunikasi tim. Keputusan ini membawa kesuksesan besar bagi Slack, dengan menjadi salah satu platform komunikasi terkemuka di dunia.
3. Instagram: Dari Aplikasi Check-in Lokasi ke Platform Berbagi Foto
Instagram awalnya adalah aplikasi check-in lokasi yang kurang sukses. Namun, mereka melakukan pivot dengan mengubah fokus mereka menjadi platform berbagi foto. Pivot ini membawa Instagram menjadi salah satu platform media sosial paling populer dan sukses di dunia.
Tantangan dan Risiko dalam Melakukan Pivot
Melakukan pivot dalam sebuah bisnis bisa menjadi sebuah tantangan yang signifikan. Berikut ini adalah beberapa tantangan dan risiko yang akan muncul.
1. Keengganan Tim dan Pemangku Kepentingan
Tim dan pemangku kepentingan dalam bisnis mungkin merasa enggan untuk melakukan pivot. Mereka mungkin telah terbiasa dengan cara kerja yang lama dan tidak ingin beradaptasi dengan perubahan. Keengganan ini dapat menghambat proses pivot dan mempengaruhi kinerja keseluruhan tim.
2. Biaya dan Sumber Daya yang Dibutuhkan
Melakukan pivot seringkali memerlukan investasi tambahan dalam bentuk biaya dan sumber daya. Mengubah model bisnis, mengembangkan produk baru, atau menjangkau pasar yang berbeda dapat memerlukan dana yang signifikan. Jika perusahaan tidak siap secara finansial, ini dapat menjadi risiko yang serius.
3. Gangguan pada Operasional dan Kestabilan Bisnis
Pivot dapat mengganggu operasional dan kestabilan bisnis yang sudah ada. Perubahan dalam strategi, fokus, atau proses kerja dapat mengakibatkan ketidakpastian dan kekacauan dalam organisasi. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat merugikan bisnis dan menyebabkan ketidakpuasan pelanggan.
4. Risiko Menghadapi Pasar yang Sama Sekali Berbeda
Salah satu risiko dalam melakukan pivot adalah menghadapi pasar yang sama sekali berbeda. Bisnis mungkin harus bersaing dengan pesaing baru, memahami perilaku konsumen yang berbeda, atau menghadapi tantangan yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Mengadaptasi bisnis ke dalam pasar baru ini bisa menjadi sulit dan mengharuskan perusahaan untuk belajar dengan cepat.
Kunci Sukses dalam Melakukan Pivot
Ada beberapa kunci sukses yang dapat membantu dalam proses pivot, antara lain sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data dan Informasi yang Akurat
Pivot yang sukses didasarkan pada pemahaman yang kuat tentang pasar dan pelanggan. Mengumpulkan data dan informasi yang akurat tentang pasar baru, tren, dan kebutuhan pelanggan akan membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik dan mengurangi risiko.
2. Kecepatan dalam Mengambil Keputusan
Pivot seringkali memerlukan kecepatan dalam mengambil keputusan. Perusahaan perlu mampu merespons perubahan pasar dengan cepat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan pivot. Keputusan yang lambat dapat menyebabkan peluang terlewatkan atau kesalahan strategis.
3. Fleksibilitas dan Adaptabilitas dalam Merespons Perubahan
Fleksibilitas dan adaptabilitas adalah kunci dalam melakukan pivot. Perusahaan harus siap untuk mengubah strategi, model bisnis, atau fokus mereka secara cepat jika diperlukan. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan akan membantu perusahaan tetap relevan dan bersaing di pasar yang dinamis.
4. Komunikasi yang Efektif dan Inklusif dengan Tim
Komunikasi yang efektif dan inklusif dengan tim sangat penting dalam proses pivot. Tim harus memahami alasan di balik pivot, tujuan yang ingin dicapai, dan peran mereka dalam implementasinya. Komunikasi yang terbuka dan jelas akan membantu membangun dukungan tim dan memfasilitasi kolaborasi yang diperlukan.
Kesimpulan
Melakukan pivot dalam bisnis tidaklah mudah dan melibatkan tantangan dan risiko tertentu. Namun, dengan kunci sukses yang tepat, seperti mengumpulkan data yang akurat, mengambil keputusan dengan cepat, fleksibilitas dalam merespons perubahan, dan komunikasi yang efektif dengan tim, perusahaan dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam melakukan pivot. Apapun bisnis yang Anda geluti, Anda bisa memanfaatkan Digital Marketing Agency seperti ToffeeDev untuk menyusun strategi pemasaran yang jitu dan aplikatif.
Sebagai salah satu Digital Marketing Agency Indonesia di Jakarta, ToffeeDev siap membantu Anda dalam mengembangkan situs, dan membantu Anda untuk merencanakan dan menerapkan strategi Digital Marketing terbaik yang tepat sasaran, dan mencapai tujuan bisnis Anda.
Tunggu apa lagi? Mulailah mendigitalkan bisnis Anda bersama ToffeeDev, sebelum pesaing bisnis Anda yang melakukannya.