Cara Membuat Content Brief untuk SEO

Welcome back to Toffee #SharingMonday! Kali ini bersama saya Aisyah. Setiap Senin, kami akan share insights seputar digital marketing, design, dan website.

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas “Bagaimana Membuat Content Brief untuk SEO.” Content brief yang berfokus pada SEO memiliki tujuan untuk menginstruksikan penulis dalam membuat konten untuk menargetkan query penelusuran tertentu guna mendapatkan organic traffic. Tanpa adanya content brief ini, konten yang kamu inginkan bisa berisiko dengan hasil yang kurang sesuai dengan harapan kamu. Hal yang mungkin akan terjadi dengan pemberian content brief yang kurang tepat, bisa menyebabkan penulis frustrasi, karena hal ini membutuhkan lebih banyak revisi, serta menyita banyak waktu. Lalu apa saja yang harus disertakan di dalam content brief ini?

  1. Targetkan keyword utama pada konten yang akan kamu buat. Content pada brief SEO = content brief dengan target keyword. Memilih keyword yang di target kan pada sebuah artikel, dapat membantu penulis memahami “big idea” dari konten yang akan dibuat. Kamu bisa menggunakan berbagai tools seperti keyword planner, semrush, MOZ, Ubersuggest, ataupun Ahref’s untuk menemukan ide keyword yang relevan dengan bisnis kamu. Setelah kamu menemukan keyword yang cocok dan ingin digunakan, pastikan dahulu bahwa belum ada content yang kamu miliki membahas topik tersebut. Lakukan juga pengecekan pada SERP untuk mengetahui konten apa yang akan muncul jika kita mengetikkan query tersebut, lalu apakah konten yang muncul itu sesuai dan tepat apa yang kita inginkan? Kamu juga bisa memanfaatkan SERP feature Google seperti People Also Ask, untuk mengetahui apa sih yang sebenarnya banyak user cari? Dan yang penting juga untuk kamu melakukan research terhadap keyword yang digunakan pada setiap content yang memiliki kompetitor.

  2. Format penulisan konten. Susunan konten dibuat untuk memberikan peluang terbaik pada query yang kita targetkan agar dapat ranking pada search engine. Lakukan research terlebih dahulu dengan query tambahan. Contohnya kamu bisa tambahkan query “jenis”, “inspirasi”, dan “contoh”. Biasanya artikel yang akan kamu temukan dengan query tambahan inspirasi dan contoh memiliki lebih banyak gambar di dalam kontennya.

  3. Segmentasi audiens. Untuk siapa kita menuliskan konten-konten ini? Tentu saja untuk siapa pun yang menelusuri kata kunci ini. Tetapi hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai buyer persona atau segmentasi target audiens dari perusahaan kita. Dengan adanya target audiens ini, tentunya akan membantu penulis lebih memahami apa yang seharusnya mereka tulis dan gaya bahasa apa yang harusnya digunakan. Selain itu juga dapat membantu menyelaraskan setiap konten dan campaign pada team lain seperti team marketing.

  4. Goals pada pembaca. SEO bukan hanya mencapai ranking 1 pada halaman search engine, ataupun meningkatkan organic traffic. Tetapi SEO juga dapat membantu menghasilkan keuntungan untuk perusahaan. Oleh karena itu, dalam membuat content brief kita bukan hanya memikirkan apakah user mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, tetapi kita juga harus memikirkan action apa yang kita inginkan ketika user selesai atau sedang membaca konten tersebut.

  5. Tentukan panjang rata-rata artikel. Tentunya panjang artikel ditentukan dari seberapa panjang topik yang dibahas. Namun, untuk menghindari pembaca merasa jenuh dengan artikel yang panjang, kita bisa membuat artikel dengan minimal 500 kata. Namun bagaimana jika memang artikel yang kita buat ini, memiliki bahasan yang panjang? Kita bisa coba membuat beberapa artikel baru kemudian kita tambahkan internal link pada artikel yang terkait.

Sekian insights untuk hari ini. Semoga dapat bermanfaat dan jangan lupa untuk share. Serta jika Anda memiliki usulan topik untuk kami bahas di video berikutnya, silakan comment dibawah ini. Sampai jumpa di Toffee #SharingMonday berikutnya!

Share this post :

Scroll to Top
WhatsApp chat