Collateral: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

banner

Collateral adalah sebuah istilah yang sering kali terdengar di dunia keuangan. Collateral memiliki peranan yang penting dalam proses pemberian kredit oleh institusi keuangan seperti bank. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan collateral? Mengapa collateral begitu penting bagi bank dan institusi keuangan?

Bagi sebagian orang, istilah collateral mungkin sudah akrab di telinga. Namun, bagi mereka yang masih awam dengan dunia keuangan, mungkin belum terlalu familier dengan istilah ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai collateral, termasuk definisi, fungsi, jenis, dan contohnya. Simak selengkapnya di bawah ini!

Definisi Collateral

Collateral merupakan aset atau barang berharga lainnya yang digunakan sebagai jaminan dalam transaksi keuangan, umumnya untuk pinjaman atau kredit. Jaminan ini digunakan untuk memberikan keamanan bagi pihak yang memberikan pinjaman. Dalam sebuah transaksi pinjaman, pihak yang memberikan pinjaman akan membutuhkan jaminan atau agunan agar mereka merasa aman dalam memberikan pinjaman uang kepada pihak yang meminjam.

Collateral dapat memberikan perlindungan dengan cara jika pihak yang meminjam tidak dapat membayar pinjaman, maka pihak yang memberikan pinjaman dapat menggunakan collateral tersebut sebagai jaminan. Dengan kata lain, collateral ini dapat dijual atau digunakan oleh pemberi pinjaman untuk membayar kembali pinjaman yang belum dilunasi oleh pihak yang meminjam. Oleh karena itu, biasanya collateral yang digunakan dalam transaksi pinjaman ini harus setara nilainya dengan jumlah uang atau barang yang dipinjam.

Fungsi Collateral

Secara umum, collateral adalah hal yang sangat penting dalam sebuah transaksi pinjaman, terutama bagi pihak yang memberikan pinjaman. Berikut ini adalah beberapa fungsi penting collateral dalam transaksi pinjaman.

1. Memberikan Keamanan Tambahan

Salah satu fungsi utama dari collateral adalah memberikan keamanan tambahan bagi pemberi pinjaman. Dalam transaksi pinjaman, pihak yang memberikan pinjaman akan membutuhkan jaminan atau agunan sebagai perlindungan jika pihak yang meminjam tidak dapat membayar kembali pinjaman mereka. Dengan adanya collateral, pemberi pinjaman akan merasa lebih aman dan cenderung memberikan tingkat bunga yang lebih rendah kepada pihak yang meminjam.

2. Meningkatkan Jumlah Pinjaman

Collateral juga dapat membantu pihak yang meminjam untuk mendapatkan jumlah pinjaman yang lebih besar. Jika pihak yang meminjam memiliki collateral yang bernilai, maka pihak pemberi pinjaman akan cenderung memberikan jumlah pinjaman yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena collateral dapat memberikan jaminan tambahan bahwa pihak yang meminjam akan dapat membayar kembali pinjaman mereka.

3. Meningkatkan Peluang Mendapatkan Pinjaman

Dalam beberapa kasus, pihak yang meminjam mungkin akan sulit untuk mendapatkan pinjaman tanpa adanya collateral. Dalam hal ini, collateral dapat membantu meningkatkan peluang pihak yang meminjam untuk mendapatkan pinjaman. Hal ini disebabkan karena collateral dapat memberikan jaminan tambahan bagi pemberi pinjaman.

Baca Juga: Apa itu Business Development? Bagaimana Peranannya Dalam Bisnis?

4. Menurunkan Risiko Pemberi Pinjaman

Dengan adanya collateral, pihak yang memberikan pinjaman dapat mengurangi risiko mereka dalam memberikan pinjaman. Jika pihak yang meminjam tidak dapat membayar pinjaman mereka, maka pihak pemberi pinjaman dapat menggunakan collateral sebagai jaminan. Dengan cara ini, pihak pemberi pinjaman dapat mengurangi risiko mereka dalam memberikan pinjaman.

5. Menjaga Tingkat Kredit

Collateral juga dapat membantu menjaga tingkat kredit pihak yang meminjam. Dalam transaksi pinjaman, collateral dapat membantu pihak yang meminjam untuk mendapatkan tingkat bunga yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena collateral dapat memberikan keamanan tambahan bagi pihak pemberi pinjaman.

banner

Jenis-Jenis Collateral

Ada beberapa jenis collateral yang umum digunakan dalam transaksi keuangan dan biasanya akan didasarkan pada sifat dan karakteristiknya. Jenis-jenis collateral yang berbeda ini biasanya dapat digunakan tergantung pada jenis pinjaman atau transaksi keuangan yang dilakukan. Berikut ini adalah beberapa jenis collateral yang paling umum.

1. Berdasarkan Bentuk

Collateral dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu yang nyata dan tidak nyata. Bentuk collateral dengan aset yang nyata dapat berupa properti, kendaraan, perhiasan, sedangkan bentuk collateral dengan aset yang tidak nyata dapat berupa saham atau obligasi. Collateral yang berupa aset nyata dapat dinilai secara langsung berdasarkan nilai pasar, sedangkan collateral yang berupa aset tidak nyata dinilai berdasarkan harga pasar saham atau obligasi pada saat pinjaman diberikan.

2. Berdasarkan Fungsi

Collateral juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya untuk memenuhi tujuan atau kebutuhan yang spesifik. Ada beberapa jenis collateral yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu, seperti collateral yang digunakan untuk pembelian rumah, kendaraan, atau pinjaman bisnis. Untuk tujuan atau kebutuhan yang memiliki nilai pinjaman besar, collateral sangat berguna sebagai jaminan tambahan bahwa pihak yang meminjam akan membayar kembali pinjamannya.

3. Berdasarkan Mobilitas

Selain itu, collateral dapat diklasifikasikan berdasarkan mobilitasnya, yaitu yang bergerak dan tidak bergerak. Collateral dengan aset yang bergerak dapat berupa kendaraan bermotor, mesin, atau peralatan, serta aset sejenis lainnya yang mudah dipindahtangankan dan cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sementara itu, collateral dengan aset yang tidak bergerak dapat berupa properti, tanah, serta aset sejenis lainnya yang biasanya sulit untuk dipindahtangankan dan cenderung memiliki nilai jual yang lebih rendah.

4. Berdasarkan Tingkat Risiko

Selain klasifikasi di atas, collateral juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat risikonya, yaitu tinggi dan rendah. Collateral yang memiliki tingkat risiko lebih tinggi seperti saham atau obligasi memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dan lebih sulit untuk dijadikan jaminan karena harganya dapat fluktuatif. Sementara itu, collateral yang memiliki tingkat risiko lebih rendah seperti properti atau kendaraan cenderung memiliki tingkat bunga yang lebih rendah dan lebih mudah dijadikan jaminan.

Contoh Collateral

Collateral adalah jaminan yang digunakan untuk meminimalkan risiko default atau ketidakmampuan untuk membayar utang oleh pihak yang meminjam. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus penggunaan collateral dalam transaksi pinjaman.

1. Collateral untuk Pembelian Rumah

Collateral dalam bentuk properti adalah jenis jaminan yang paling umum digunakan untuk pinjaman pembelian rumah. Bank atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman akan menggunakan rumah yang dibeli sebagai collateral untuk memastikan bahwa peminjam akan membayar kembali pinjamannya. Jika peminjam gagal membayar pinjamannya, maka pihak bank atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman dapat menjual rumah tersebut untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan.

Baca Juga: Jenis-Jenis Risiko Bisnis Online yang Sering Dihadapi

2. Collateral untuk Kendaraan

Collateral dalam bentuk kendaraan juga merupakan jenis jaminan yang umum digunakan dalam pinjaman. Seperti pada contoh sebelumnya, bank atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman dapat menggunakan kendaraan sebagai jaminan untuk memastikan bahwa peminjam akan membayar kembali pinjamannya.

3. Collateral untuk Pinjaman Secured Credit Cards

Secured credit cards adalah kartu kredit yang dijamin dengan collateral seperti deposito atau rekening tabungan. Peminjam harus menyetor jaminan untuk mendapatkan kartu kredit, dan jaminan tersebut dapat digunakan untuk membayar tagihan kartu kredit jika peminjam tidak dapat membayarnya. Hal ini memastikan bahwa risiko default dapat diminimalkan dan memberikan kesempatan bagi peminjam yang memiliki riwayat kredit yang buruk untuk memperbaiki kredit mereka.

Baca Juga: Evaluasi Usaha Adalah : Pengertian, Tujuan, dan Metode

4. Collateral untuk Pinjaman Pendidikan

Collateral juga dapat digunakan untuk meminjam dana pendidikan. Peminjam dapat menggunakan aset seperti rumah atau kendaraan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman pendidikan. Hal ini memungkinkan peminjam untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi tanpa harus mengambil risiko finansial yang besar.

5. Collateral untuk Pinjaman Bisnis

Collateral juga sering digunakan sebagai jaminan dalam pinjaman bisnis. Peminjam dapat menggunakan aset bisnis mereka sebagai jaminan untuk memastikan bahwa mereka dapat membayar kembali pinjamannya. Hal ini memberikan kepercayaan bagi pemberi pinjaman bahwa risiko default dapat diminimalkan serta meningkatkan tingkat diterima atau tidaknya jumlah pinjaman bagi pihak yang meminjam.

Apabila Anda telah mengajukan pinjaman untuk mengembangkan bisnis, pastikan bahwa dana yang diberikan sebagai pinjaman digunakan dengan tepat. Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan bisnis adalah dengan menerapkan strategi pemasaran digital yang tepat. Jika tertarik, Anda dapat menggunakan jasa Digital Marketing Agency ToffeeDev untuk melakukan pemasaran digital melalui berbagai saluran. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai jasa yang kami tawarkan, klik di sini!

Share this post :

Toffeedev’s Pick