3 Mitos Dalam Meeting Yang Harus Dipatahkan!

the-myth-of-the-larger-than-life-leader_source_stocksy

Meeting adalah sebuah ritual yang tidak akan pernah lepas dari sebuah bisnis. Mau tidak mau, suka tidak suka, hampir setiap bisnis perlu mengadakan yang namanya meeting — atau sekedar diskusi team. Namun ada beberapa mitos yang masih “berlaku” dan “dipercaya” oleh semua pebisnis. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan beberapa mitos berikut, hanya saja jika mitos ini “dihapus” mungkin proses meeting akan berjalan lebih baik. Yuk coba kita pelajari sedikit apa sajakah mitos tersebut?

Menulis Ringkasan Meeting Adalah Tugas Sekretaris

Sepertinya mitos ini sudah ada di benak hampir semua orang yang pernah melakukan meeting, baik dalam team atau di luar team. Jika kamu adalah orang yang “sibuk”, yang biasanya akan melakukan satu meeting ke meeting yang lain dalam satu hari. Maka kamu sangat perlu orang untuk merincikan apa saja meeting yang telah atau akan kamu lakukan hari itu. Namun, ini bukan berarti semua ringkasan harus dicatat oleh sang sekretaris. Sebagai contoh, jika perusahaanmu bergerak di bidang IT, sedangkan sekretarismu adalah orang awam di bidang tersebut, jangan harap bahwa dia akan paham akan apa yang didiskusikan. Pada saat meeting, mintalah perwakilan dari divisi IT untuk mencatat apa-apa saja yang  tengah didiskusikan hari itu. Mungkin ini adalah cara terbaik agar kamu tidak ketinggalan lagi ringkasan meetingmu setiap harinya.

Manager Haruslah Selalu Ada Di Setiap Meeting

Jika hal ini adalah sebuah keharusan, bisa jadi meeting kamu tidak akan pernah ada. Karena biasanya seorang Manager memiliki banyak sekali kegiatan di luar kantor. Alangkah baiknya, jika di dalam kantor sudah ada perwakilan dari beberapa divisi, kamu dan team kamu bisa langsung melakukan meeting internal tersebut. Jika dalam sebuah meeting membutuhkan sebuah keputusan, tunjuklah orang yang kompeten dan dipercaya oleh manager kamu. Jika orang tersebut juga tidak ada, tetap adakan meeting dan ambillah keputusan sesaat setelah kamu dan team menyampaikan hasil meeting kepadanya.

Membiarkan Orang Dominan Yang Menguasai Meeting

Dalam setiap meeting pasti selalu ada orang yang “ditinggikan”, dan orang tersebut merupakan si pembuat keputusan — tentunya. Namun pasti ada satu atau dua orang (selain manager) yang menjadi dominan dalam sebuah meeting. Baik dominan dalam mengutarakan pendapat atau dalam hal membuat keputusan. Hal ini baik, namun jika orang tersebut sudah “menguasai” sebuah meeting maka ini bisa jadi menjadi masalah dalam sebuah bisnis. Karena ini akan membuat orang lain yang kurang dominan jadi merasa terpojokan dan tidak dianggap. Buatlah semua team memiliki posisi yang sama ketika meeting berlangsung, sehingga mereka  tidak akan ragu untuk mengutarakan pendapatnya kepada atasan.

Share this post :

Scroll to Top