Sebuah bisnis tergolong berkembang dan maju bila mampu membeberkan tujuan pemasarannya secara jelas. Dengan begitu, perusahaan akan siap untuk memaksimalkan pangsa pasar, mengoptimalkan penjualan, meningkatkan citra merek, memenuhi kepuasan pelanggan, hingga memelihara stabilitas harga produk/jasa yang ditawarkan. Nah, supaya mencapai kondisi di atas, para pelaku bisnis membutuhkan sebuah proses yang dinamakan analisis strategi pemasaran.Â
Lalu seperti apa itu analisis strategi pemasaran? Bagaimana cara implementasinya? Berikut penjelasan lengkapnya!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Analisis Strategi Pemasaran?
Analisis strategi pemasaran adalah proses sistematis yang digunakan untuk menilai efektivitas dan efisiensi strategi pemasaran yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Ini melibatkan pengumpulan dan evaluasi data terkait performa pemasaran, termasuk analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi hasil pemasaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, memahami dinamika pasar, dan menentukan bagaimana strategi pemasaran dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
Dalam proses analisis ini, perusahaan seringkali menggunakan berbagai alat dan teknik seperti analisis SWOT, riset pasar, dan analisis kompetitor untuk mendapatkan wawasan yang mendalam. Hasil dari analisis ini dapat membantu dalam membuat keputusan strategis yang lebih baik, seperti penyesuaian dalam penargetan audiens, perubahan dalam pesan pemasaran, atau inovasi dalam produk dan layanan. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan strategi pemasaran yang ada, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas kampanye dan memastikan bahwa investasi pemasaran memberikan hasil yang optimal.
Baca juga:Â 12 Strategi Pemasaran Target Market Anak Muda yang Ampuh di 2024
Cara Penerapan Analisis Strategi Pemasaran
Untuk mengetahui bagaimana analisis strategi pemasaran ini diterapkan, silakan baca ulasan berikut bersama ToffeeDev di bawah ini
Cara 1: Segmenting
Langkah pertama ini erat kaitannya dengan pengelompokan pasar yang heterogen ke dalam segmen-segmen tertentu. Tujuannya adalah untuk menempatkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan karakter masing-masing target pasar sehingga tepat sasaran.Â
Baca Juga : Apa Itu Segmentasi Konsumen eCommerce?
Dalam pelaksanaannya, pembagian kelompok dilakukan berdasarkan kesamaan kebutuhan, keinginan, dan perilaku target pasar. Pada akhirnya, proses segmentasi ini akan menghasilkan kelompok-kelompok kecil bersifat homogen yang akan menerima produk yang ditawarkan dengan mudah.Â
Untuk melakukan cara pertama ini, Anda bisa membagi segmen pasar berdasarkan 4 variabel, yaitu:
- Geografis: kesamaan domisili atau lokasi tempat tinggal, seperti bangsa, provinsi, kecamatan, iklim, dan lain-lain.
- Sosiologis: kesamaan status sosial dan latar belakang kebudayaan, seperti kelas sosial, kelompok budaya, ras, dan lainnya.
- Demografi: kesamaan kondisi demografis, contoh umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, jumlah penduduk, dan sebagainya.
- Tingkat penghasilan: kesamaan dalam hal kemampuan finansial.
- Psikologis: kesamaan akan sikap, kepribadian, dan pemanfaatan produkÂ
Cara 2: Targeting
Ketika segmen pasar telah ditentukan, kelompok-kelompok kecil dari calon nasabah/konsumen yang akan menjadi sasaran program pemasaran disebut dengan target pasar.Â
Kemudian, Anda harus memutuskan target pasar mana yang paling potensial bagi produk dari perusahaan Anda.Â
Baca Juga : Bagaimana Cara Menentukan Target Market Bisnis?
Namun, Anda sebaiknya melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum memutuskannya. Tim manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan setidaknya satu dari lima pola pemilihan target pasar yang ada, antara lain:Â
- Single segment concentration (konsentrasi segmen tunggal)
Pola ini paling tepat diterapkan oleh bisnis baru yang masih terbatas dana. Namun, walau hanya berfokus pada satu segmen pasar saja, perusahaan tetap bisa membentuk citra merek, menentukan posisi pasar, dan meraup keuntungan.Â
- Selective specialization (spesialisasi terpilih)
Pola pemilihan selanjutnya adalah dengan memilih beberapa segmen pasar yang potensial dan mendatangkan keuntungan.
- Product specialization (spesialisasi produk)
Perusahaan memperkuat citra di berbagai segmen pasar melalui satu produk saja. Melalui cara ini, pelanggan akan menjadikan perusahaan sebagai tolok ukur utama untuk spesifikasi produk yang sama.Â
- Market specialization (spesialisasi pasar)
Berbanding terbalik dengan poin sebelumnya, spesialisasi pasar malah mensyaratkan perusahaan untuk melayani banyak kebutuhan dari kelompok konsumen tertentu.Â
- Full market coverage (jangkauan pemasaran penuh)
Full market coverage hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar karena pola ini membutuhkan biaya cukup besar.
Cara 3: PositioningÂ
Langkah terakhir adalah dengan menciptakan posisi produk yang ditawarkan di dalam pandangan pasar. Untuk mencapainya, Anda perlu mendesain produk perusahaan sedemikian rupa agar dapat menciptakan image atau kesan khusus dalam pikiran para pelanggan.Â
Baca Juga : Langkah-Langkah Dalam Membangun Brand Image
Lalu, supaya mencapai tujuan positioning yang tepat, Anda harus menempatkan produk berdasarkan beberapa kriteria, meliputi manfaat, kategori, atribut, dan nilai.
Biasanya, proses positioning ini berpengaruh besar pada perusahaan. Pasalnya, makin baik product positioning perusahaan Anda, makin bagus hasil penjualan Anda.Â
Itulah tadi tiga cara melakukan analisis strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada rintisan usaha Anda. Akan tetapi, bila Anda mengalami kesulitan untuk melakukan semua tahapan, tidak ada salahnya meminta bantuan pada digital marketing agency tepercaya, seperti tim Toffeedev.Â