Hindari Kesalahan Ini Dalam Menentukan Target Pasar

Halo, kembali lagi di Toffee #SharingMonday bersama saya Nana, Chief Marketing dari ToffeeDev. Setiap Senin, di Toffee #SharingMonday, kami akan membagikan tips, insight, maupun perspektif kami, tentang digital marketing, design, maupun website.

Dan kali ini saya ingin memberikan sedikit insight tentang satu hal yang cukup fundamental di bidang marketing. Kalau saya tanya kepada Anda, saya definitely yakin kalau Anda akan setuju dengan saya.

Kalau saya bilang setiap bisnis harus punya target pasar yang detail, yang spesifik untuk bisnis mereka. Kenapa? Karena target pasar itu adalah satu hal yang pertama yang harus dibikin. Karena selanjutnya, mulai dari pengemasan produk atau packaging produknya, lalu image yang akan dibuat menetapkan harga, strategi pemasaran, maupun konten yang akan dibuat, yang akan dibagikan seputar produk itu, semuanya akan mengarah, akan berkiblat ke target pasar yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan akibat dari tidak bisanya kita menentukan target pasar dengan tepat, itu berarti kita bisa rugi waktu, lalu sumber daya juga terbuang atau resources, dan yang terakhir adalah pastinya uang juga akan terbuang. Dan itu sebabnya saya ingin Anda menghindari 4 kesalahan yang paling sering ditemukan pada waktu menentukan target pasar.

  1. Kesalahan yang pertama adalah tidak spesifik. Mungkin Anda pernah mendengar ada orang yang ditanya: ‘siapa target pasar Anda?’. Lalu mereka menjawab: ‘oh, target pasar saya adalah semua orang karena barang saya bisa dipakai oleh semua orang. Itu sebenarnya jawaban yang cukup membahayakan bagi bisnis Anda karena bayangkan kalau target pasar Anda adalah semua orang. Bagaimana caranya Anda menetapkan harga yang pas untuk semua orang? Lalu, bagaimana caranya Anda menetapkan strategi marketing? Bagaimana Anda melakukan planning yang bisa masuk untuk semua orang dengan message yang efektif untuk semua orang? Karena semua orang itu kan cukup heterogen. Bagaimana caranya Anda melakukan, menyenangkan semua orang. Karena ibarat Anda pergi berburu, lalu Anda tidak punya tujuan atau target yang jelas. Akibatnya Anda akan menembak ke segala arah dan tidak akan mendapat apa-apa. Nah, itu adalah hal yang cukup membahayakan kalau target market Anda sangat luas. Anda buka untuk semua orang. Atau mungkin target Anda bukan semua orang, tapi target Anda tidak cukup detail, tidak cukup jelas. Tidak ada parameter yang jelas yang bisa diukur. Misalnya kalau Anda punya bisnis yang menyewakan laptop atau komputer, lalu Anda ditanya ‘siapa target pasar Anda?’ Anda menjawab: ‘target pasar saya adalah perusahaan skala menengah,’ ‘mid-size project.’ Bayangkan, bagaimana Anda harus membuat strategi marketing yang efektif. Mungkin Anda bisa, lumayan bisa membuat strategi marketing dari target market itu, target pasar itu, tapi mungkin tidak cukup efektif. Bandingkan kalau jawaban Anda adalah ‘target pasar saya adalah perusahaan dengan jumlah karyawan sekitar 40-50 karyawan yang berlokasi di pusat kota dan karyawan-karyawan ini mereka rata-rata memerlukan komputer atau laptop yang ram-nya sekitar 8 Giga ke atas. Lalu, perusahaan ini omzetnya sekitar 6 miliar setahun. Kalau Anda jadi tim marketing, Anda pasti akan lebih happy dan bisa membuat strategi marketing yang lebih pas, lebih tajam lagi, kalau Anda punya target pasar yang lebih detail dan spesifik seperti jawaban Anda yang kedua atau mungkin kasus berikutnya, Anda sudah punya target pasar yang cukup detail. Anda sudah tahu di mana lokasinya, rentang usia, lalu status, bahkan mungkin status pekerjaan juga apakah mahasiswa atau sudah bekerja, sudah bekerja berapa lama, sudah tau gendernya apa, tapi balik lagi itu adalah parameter target pasar dari sisi demografis. Ada parameter dari sisi demografis, tapi Anda tidak boleh melupakan ada parameter dari sisi psikografis. Jadi juga yang sangat penting, yang Anda harus pikirkan, jadi dalam menentukan target pasar, pastikan Anda bukan hanya tahu dia laki-laki atau perempuan, sudah berkeluarga atau belum, pekerjaannya apa, tinggal di mana, tapi Anda juga harus tahu behaviournya mereka. Misalnya, bagaimana mereka mengkonsumsi media? Bagaimana mereka belanja? Apa concernya mereka? Apa value yang mereka pegang? Apa interest mereka? Dan preferensi mereka dalam mengkonsumsi itu apa? Lalu, di mana kita biasanya menemukan mereka? Baik di online maupun offline? Misalnya kalau di offline, apakah mereka suka pergi ke gym? Atau apa kebiasaan-kebiasaan mereka? Apakah mereka nongkrong di cafe? Atau hangout di satu tempat, tempat A, tempat B? Apakah mereka hangout dengan main golf dan sebagainya? Di mana komunitas mereka? Apa aplikasi yang sering mereka pakai sehari-hari? Ini adalah hal-hal yang lebih detail lagi dibanding tadi kalau Anda hanya tahu mereka wanita, sudah berkeluarga, punya 1 anak, tinggal di kota besar, di Jakarta misalnya. Dengan usia sekian sampai sekian. Bayangkan kalau Anda hanya punya informasi itu dibanding dengan tadi, Anda punya informasi yang lebih detail, lebih spesifik tentang perilaku mereka. Ini akan membantu Anda, menajamkan Anda untuk membuat message dari marketing, strategi marketing dengan lebih bagus lagi. Itu adalah kesalahan yang pertama yaitu kurang spesifik.

  2. Kesalahan yang kedua adalah target pasar Anda tidak divalidasi. Karena barang atau jasa Anda pasti punya fitur dan punya benefit. Anda harus memastikan benefit dari produk atau jasa yang Anda tawarkan match atau cocok dengan target pasar yang Anda tetapkan. Ingat, benefit bukan fitur. Kalau misalnya Anda punya satu produk, misalnya pasta gigi. Lalu, katakanlah pasta gigi Anda punya satu kandungan mineral yang tidak dipunyai pasta gigi lainnya. Kandungan mineral tu adalah fitur. Tapi kandungan mineral ini punya satu manfaat yaitu dia bisa membuat gigi Anda lebih putih satu shade. Jadi lebih putih 1 level. Kandungan mineral ini adalah fitur, tapi memutihkan gigi adalah benefit. Pastikan benefit Anda cocok dengan target market Anda bisa menjadi solusi untuk target pasar Anda. Bagaimana cara validasinya? Kalau Anda sudah punya bisnis yang berjalan, Anda bisa validasi dengan Anda lihat lagi orang-orang yang sekarang sudah jadi client base atau customer base-nya Anda. Lihat lagi mana client yang merupakan client ideal Anda. Lalu kelompokkan mereka dan Anda crosscheck kembali profil client ideal Anda
    dengan target pasar Anda. Tapi kalau misalnya Anda belum punya bisnis yang running, Anda baru saja mau mulai memasarkan produk atau jasa Anda, yang harus Anda lakukan adalah Anda lakukan riset
    dengan cara Anda interview orang-orang yang masuk ke dalam target pasar yang Anda sudah tentukan sebelumnya. Karena dengan begitu, Anda bisa memvalidasi apakah pemikiran Anda itu sebenarnya sama atau benar dengan realitanya orang-orang tersebut. Karena balik lagi yang akan membeli, yang akan mengkonsumsi produk atau jasa Anda adalah target market Anda, adalah si customer bukan Anda.

  3. Dan kesalahan berikutnya adalah target pasar yang Anda tetapkan itu bukanlah orang-orang yang punya influence ataupun bukan orang-orang yang punya buying power. Mereka bukan decision maker. Ini sebenarnya hal yang cukup menyulitkan kalau target pasar Anda bukan orang-orang yang sebenarnya bisa melakukan pembelian itu atau mereka bisa influence. Kalau target pasar Anda adalah orang-orang seperti itu, maka mungkin Anda harus mengkaji ulang, apakah mungkin Anda bisa merubah target pasarnya sehingga Anda punya target pasar yang, orang-orang yang memang decision maker, yang punya kuasa untuk decide apakah mau beli atau pun nggak atau setidaknya mereka punya influence, pendapat mereka didengar, mereka bisa rekomen produk atau jasa Anda kepada orang orang yang duduk sebagai decision maker.

  4. Dan kesalahan yang keempat adalah Anda menetapkan target pasar yang sama untuk semua produk di bisnis Anda. Karena balik lagi, tidak semua produk punya target pasar yang sama. Jadi Anda harus cek kembali, apakah produk atau jasa Anda, 1 produk dan produk lainnya punya target market, punya target pasar yang sama ataupun berbeda. Kalau punya target pasar yang berbeda berarti Anda tidak boleh malas untuk membuat segmentasi target pasar yang berbeda supaya nanti kembali lagi, semua effort yang dilakukan setelahnya mulai dari penetapan harga, pengemasan produknya, image yang ditentukan, strategi penjualannya, itu akan lebih efektif.

Jadi ingat, karena target pasar itu sangat penting, maka pastikan Anda melakukan perencanaan dan juga riset yang cukup. Karena semakin detail target pasar Anda maka akan semakin baik dan semakin tajam strategi marketing dan semua effort yang Anda lakukan setelahnya. Dan itu berarti, hasilnya pun akan semakin maksimal. Saya harap Anda mendapatkan satu insight yang bisa bermanfaat untuk bisnis Anda.

Jangan lupa untuk share video ini dan kalau Anda punya usulan, punya saran apa topik yang harus kami cover di sesi Toffee #SharingMonday berikutnya, mohon tinggalkan feedback Anda, tinggalkan usulan Anda di kolom komentar di bawah ini.
Sampai jumpa di Toffee #SharingMonday berikutnya.

Share this post :

Scroll to Top