Prototyping dalam kewirausahaan adalah model kerja untuk produk baru. Lewat prototyping, seorang pengusaha bisa menunjukkan kepada calon investor bagaimana produk yang diusulkan akan bekerja tanpa harus bergantung secara eksklusif pada diagram dan deskripsi produk. Sama halnya dengan “sebuah gambar bernilai seribu kata”, sebuah prototipe dapat bernilai seribu gambar. Berikut ulasan lebih lengkapnya!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Prototyping dalam Kewirausahaan?
Seperti disinggung sebelumnya, prototyping dalam kewirausahaan adalah model kerja untuk produk baru. Model kerja ini dipakai sebagai dasar dalam mengevaluasi ide produk. Bukan merupakan produk akhir, prototipe dipakai sebagai barometer untuk menilai apakah peninjauan ulang perlu dilakukan untuk menyempurnakan ide. Dalam kewirausahaan, prototyping berguna memperlancar bisnis baru atau produk yang akan diluncurkan.
Baca Juga: 4 Tahapan Pembuatan Prototype Produk
Tujuan Prototyping
Prototyping dalam kewirausahaan adalah langkah pertama sebelum produk diluncurkan ke pasar, serta mengungkapkan hambatan tersembunyi dan tantangan tak terduga. Dengan adanya prototyping, Anda tidak perlu menunggu sampai tahap pembuatan untuk menemukan masalah. Sehingga, Anda bisa menemukan dan menyelesaikan masalah lebih awal dengan biaya yang jauh lebih murah. Berikut beberapa tujuan prototyping:
1. Akurasi
Prototyping membantu menghilangkan ambiguitas. Jika ada keraguan, inilah saatnya menyusun prototyping untuk menyelesaikannya. Dengan prototyping, Anda dapat memvalidasi permintaan pelanggan dan menyimpan sumber daya. Melibatkan audiens target dalam menyusun prototyping akan memberi Anda cukup data untuk mengetahui apakah ide Anda layak untuk dieksekusi.
2. Ergonomi
Dengan prototyping, Anda dapat menguji kelayakan teknis. Prototyping membantu menentukan ergonomi tepat yang mungkin dibutuhkan. Lewat prototyping, Anda bisa membuat peta jalan dan merencanakan anggaran yang ideal. Jika karena alasan tertentu ide produk baru Anda terlalu rumit, mahal, atau tidak mungkin diwujudkan, Anda dapat menyimpannya untuk nanti dan beralih ke produk yang lain.
3. Estetika
Prototyping juga dapat membantu Anda menentukan warna, tekstur, dan bahan yang dibutuhkan. Estetika membantu Anda memahami produk dan isinya, bagaimana produk itu digunakan, bagaimana produk itu dibuat, dari mana asalnya, dan sebagainya.
Konsumen saat ini menetapkan standar yang cukup tinggi untuk menilai kualitas serta tampilan produk yang mereka pilih untuk dibeli. Lewat prototyping yang menghadirkan banyak peluang untuk perbaikan secara estetika, Anda dapat mengembangkan prototipe produk baru yang memenuhi standar dan mengembangkan produk yang cocok dengan pengguna akhir.
Baca Juga: Ketahui 7 Cara Menulis Artikel SEO-Friendly Berkualitas untuk Website Anda
4. Pitching
Jika berencana untuk mempresentasikan ide bisnis kepada calon investor (pitching), memiliki prototyping akan sangat membantu. Anda bisa menunjukkan bagaimana produk atau bisnis baru dapat memecahkan masalah pelanggan dengan memasukkan prototipe ke dalam pitching.
5. Survei
Sebuah prototipe sangat ideal untuk mengumpulkan data. Dengan prototipe, Anda dapat melakukan survei untuk mendapatkan feedback.
6. Pengujian
Prototipe juga membantu Anda menguji ide, apakah itu benar-benar berfungsi atau masih butuh penyesuaian mekanis. Hal ini termasuk ke dalam validasi paling penting dari ide bisnis. Jika prototipe berhasil, maka Anda dapat meningkatkan akurasinya.
5 Langkah Proses Prototyping
Prototyping digunakan untuk berbagai alasan. Anda dapat mengembangkannya hanya untuk melihat seperti apa produk akhir, atau mungkin memerlukan model lengkap untuk menguji pengalaman pengguna. Berikut lima langkah umum proses prototyping:
1. Tentukan Visi
Pertama-tama, Anda harus memiliki visi menyeluruh untuk produk baru. Anda dapat menentukan visi dengan menjawab beberapa pertanyaan, seperti masalah apa yang dipecahkan, siapa pasar utama, apa pilihan lain yang tersedia, dan apa saja kebutuhan material dan tenaga kerja untuk membuat produk. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan petunjuk penting apakah produk baru tersebut akan berguna, serta apakah permintaan terhadap produk akan mampu menutupi biaya pembuatan.
2. Fokus pada Fitur Utama
Salah satu tujuan prototipe memang untuk membantu menghasilkan produk akhir yang seluruh fiturnya berfungsi optimal. Namun, dalam proses prototyping, sebaiknya fokuslah dahulu pada satu atau dua fitur utama. Jika fitur utama sudah teruji fungsionalitasnya, barulah Anda bisa beralih ke fitur-fitur pendukung.
Baca Juga: 8 Cara Menawarkan Produk ke Konsumen agar Laris Manis
3. Produksi
Pembuatan prototipe adalah bagian terlama dari proses prototyping karena Anda harus mempertimbangkan semua opsi. Beberapa metode pembuatan prototipe standar yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- 3D Printing – Opsi yang bagus jika Anda punya visi jelas dan menginginkan cara cepat untuk menguji kemanjuran dan fungsi prototyping. Namun, ini mungkin tidak ideal untuk prototyping yang sangat detail.
- CNC Machining – Cocok jika Anda membutuhkan model yang sangat detail. Metode ini menghilangkan potensi human error karena sebagian besar pembuatannya dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh mesin.
- Powder bed fusions – Proses ini dirancang khusus untuk bahan logam atau aluminium dengan titik leleh tinggi.
4. Uji dan Perbaiki
Setelah meluncurkan prototipe awal, segera lakukan evaluasi, pertimbangkan opsi pembaruan, dan cari cara untuk meningkatkan keseluruhan proses. Anda mungkin perlu melakukan beberapa penyesuaian sederhana atau menghapus seluruh desain awal dan memulai kembali dari awal. Bagaimanapun, pengujian dan perbaikan harus dilakukan beberapa kali untuk memastikan prototipe siap diluncurkan ke pemangku kepentingan.
5. Presentasi
Tahap presentasi akan berbeda berdasarkan tujuan prototipe. Anda mungkin perlu membuat beberapa model prototipe untuk diuji di antara konsumen, mengirimkan desain untuk dipatenkan, atau menunjukkannya kepada calon investor. Tahap presentasi akan membantu mengukur minat dan menentukan metode manufaktur.
Baca Juga: Pengertian Identitas Produk dan Cara Membangunnya
Demikian informasi tentang apa itu prototyping dalam kewirausahaan. Prototyping terdiri dari berbagai jenis dalam memenuhi tujuan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan Anda saat ini atau pada masa depan. Dengan membuat prototyping, Anda bisa meminimalisir risiko yang terkait dengan pengembangan produk baru dan memaksimalkan efektivitas biayanya. Setelah prototyping sukses dan produk siap diluncurkan, tentu Anda akan membutuhkan strategi pemasaran untuk membuat produk tersebut dikenal di pasaran. Selagi Anda fokus menyempurnakan produk, serahkan urusan pemasaran kepada ahlinya, seperti ToffeeDev yang menyediakan layanan Digital Marketing secara komprehensif dan dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan. Langsung saja hubungi ToffeeDev untuk mengonsultasikan kebutuhan pemasaran Anda!