Microservices adalah salah satu pendekatan yang paling populer dalam pengembangan perangkat lunak, di mana mereka mulai menggantikan monolith yang lebih tradisional. Dengan memahami konsep microservices, perusahaan dapat memperoleh sejumlah manfaat yang signifikan, mulai dari peningkatan fleksibilitas hingga percepatan pengembangan.
Pada artikel ini, ToffeeDev akan membahas secara mendalam apa itu microservices, perbedaannya dengan monolith, karakteristik utamanya, serta manfaat dan contoh aplikasi sukses dari pendekatan ini. Mari eksplorasi lebih lanjut mengenai dunia microservices dan mengapa makin banyak perusahaan terkemuka yang beralih ke arah ini.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Microservices?
Microservices, atau disebut juga dengan arsitektur layanan mikro, adalah desain arsitektur yang mengubah pendekatan tradisional pembangunan aplikasi. Sebuah aplikasi dalam arsitektur microservices terdiri dari berbagai unit layanan yang berdiri sendiri namun tetap terhubung satu sama lain. Setiap unit layanan ini menjalankan fungsi berbeda tetapi mendukung satu sama lain, menciptakan kesatuan yang seimbang dan efisien. Pendekatan ini tidak hanya menjawab kebutuhan bisnis yang terus berkembang dengan fleksibilitasnya, tetapi juga mengurangi risiko kegagalan karena setiap layanan dapat dikelola secara independen.
Microservices dapat dianggap sebagai membangun “aplikasi dalam aplikasi.” Sebagai contoh, pada super app seperti Gojek, aplikasi tersebut menggunakan beberapa microservices untuk berbagai jenis layanannya, seperti GoRide, GoPay, dan GoFood. Penting untuk dicatat bahwa setiap fitur dalam aplikasi saling terhubung, dan hal ini umumnya dilakukan melalui penggunaan API (Application Programming Interface).
Istilah “microservices” pertama kali muncul pada tahun 2005 ketika Dr. Peter Rodgers membahas micro-web-services pada konferensi tentang cloud computing. Saat ini, sekitar 85% perusahaan telah mengadopsi arsitektur microservices. Riset juga menunjukkan bahwa penggunaan microservices dapat meningkatkan efisiensi karyawan, customer experience, dan menghemat biaya pengembangan hingga 63% pada beberapa perusahaan.
Arsitektur ini memungkinkan setiap tim memiliki kewenangan sendiri, memungkinkan eksekusi rencana yang lebih gesit. Dengan kemampuan untuk mengembangkan sebagian layanan saja, perusahaan dapat menghemat biaya pengembangan sambil mempercepat rilis produk. Performa web atau aplikasi yang dibangun dengan menggunakan microservices juga cenderung lebih ringan dibandingkan dengan sistem monolith.
Monolith vs Microservices
Berbalik dengan microservices, monolith adalah pendekatan di mana seluruh komponen atau fitur diintegrasikan menjadi satu dalam sebuah server aplikasi. Dalam sistem monolith, server, logika, database, dan antarmuka pengguna semuanya menggunakan infrastruktur yang sama. Meskipun pendekatan ini lebih sederhana, tetapi lebih berisiko karena sistem monolith tidak fleksibel terhadap perubahan. Namun, bila memang perusahaan hanya membutuhkan aplikasi atau proyek kecil, maka pendekatan monolith lebih cocok.
Baca juga:Â 5 Cara Membuat Copywriting Yang Menarik
Karakteristik Microservice
Setelah memahami apa itu mircroservices, penasaran apa yang membuatnya begitu istimewa? Ketahui karakteristiknya di sini.
1. Memiliki Proses Routing yang Sederhana
Microservices merupakan pendekatan pengembangan perangkat lunak yang memecah aplikasi kompleks menjadi komponen-komponen kecil yang berdiri sendiri. Setiap komponen ini, disebut layanan mikro, memiliki tanggung jawab spesifik dan dapat dikembangkan, dikelola, dan diterapkan secara terpisah. Dengan demikian, alur data dalam aplikasi menjadi lebih sederhana dan efisien.
2. Terdiri dari Beberapa komponen
Keunikakan lain dari microservices terletak pada otonomi setiap layanan atau komponen penyusunnya. Komponen-komponen ini bisa meliputi berbagai elemen, seperti layanan, produk, server, dan basis data. Agar komponen-komponen tersebut dapat berinteraksi, aplikasi yang menggunakan arsitektur microservices umumnya memanfaatkan REST API sebagai jembatan komunikasi melalui protokol HTTP.
3. Solusi untuk Kebutuhan Bisnis
Microservices menawarkan fleksibilitas dan adaptabilitas yang tinggi, menjadikannya pilihan ideal bagi berbagai jenis bisnis. Dengan kemampuan mengatur dan mengembangkan setiap layanan secara independen, tim pengembang dapat memprioritaskan fitur-fitur yang memberikan dampak langsung pada kesuksesan bisnis.
4. Fleksibel dan Adaptif
Keunikan lain dari microservices adalah kemampuannya untuk mengembangkan dan memperbarui setiap layanan secara mandiri. Ketika ada kebutuhan baru atau perubahan permintaan, tim pengembang dapat fokus pada layanan yang relevan tanpa mengganggu kinerja keseluruhan aplikasi.
5. Desentralisasi Operasional
Desentralisasi operasional dalam microservices memberikan otonomi yang luas tanpa ketergantungan antar layanan. Kebebasan ini juga berlaku dalam proses pengembangan, di mana tim yang bertanggung jawab atas suatu layanan mikro memiliki keleluasaan penuh untuk menentukan metode, alat, dan siklus pengembangan yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik layanan tersebut.
Baca Juga:Â Micro and Macro Conversions: Mengukur Kinerja dan Kesuksesan Bisnis Anda
Manfaat Mengadopsi Microservices bagi Bisnis
Microservices, dengan desain arsitektur yang memecah aplikasi menjadi unit layanan kecil, membawa sejumlah manfaat yang signifikan bagi bisnis. Mari telaah setiap manfaat tersebut dengan lebih detail:
1. Peningkatan Fleksibilitas
Mengadopsi arsitektur microservices memberikan perusahaan kebebasan untuk berinovasi dan menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan pasar. Dengan setiap layanan berfokus pada fungsi tertentu, perubahan pada satu bagian tidak akan merusak keseluruhan aplikasi. Tim pengembangan dapat bekerja secara independen pada layanan yang mereka tangani, memungkinkan pengembangan dan peluncuran fitur baru dengan lebih efisien.
2. Percepatan Pengembangan
Pemecahan aplikasi menjadi layanan-layanan kecil memungkinkan tim pengembangan untuk bekerja paralel pada berbagai bagian. Setiap tim dapat fokus pada pengembangan dan perbaikan layanan yang mereka tangani tanpa memerlukan sinkronisasi yang ketat dengan tim lainnya. Hal ini menghasilkan percepatan pengembangan secara keseluruhan, memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan pelanggan atau pasar.
3. Skalabilitas yang Lebih Baik
Microservices mendukung skalabilitas horizontal, di mana perusahaan dapat menambahkan sumber daya pada layanan tertentu tanpa memengaruhi keseluruhan aplikasi. Ketika ada peningkatan permintaan atau pertumbuhan bisnis yang signifikan, perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas pada layanan yang membutuhkan, tanpa membebani layanan lainnya. Hal ini memberikan kemampuan untuk mengelola beban kerja dengan lebih efisien.
4. Peningkatan Ketersediaan dan Ketahanan
Dengan adanya layanan-layanan independen, kegagalan pada satu layanan tidak akan berdampak pada keseluruhan sistem. Hal ini dapat meningkatkan ketersediaan dan ketahanan sistem secara keseluruhan. Jika satu layanan mengalami masalah atau kegagalan, layanan lainnya tetap dapat beroperasi, menghindari downtime yang merugikan bisnis.
5. Meningkatkan Pengalaman Pengguna
Dengan kemampuan untuk mengembangkan, menguji, dan merilis fitur secara terisolasi, perusahaan dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan lebih cepat. Perbaikan atau peningkatan yang diterapkan pada layanan tertentu dapat langsung dirasakan oleh pengguna tanpa harus menunggu pembaruan keseluruhan aplikasi. Hal ini dapat menciptakan siklus umpan balik yang lebih cepat dan memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan dan preferensi pengguna.
Baca Juga:Â Micro Influencer: Pengertian dan Kelebihan Jenis Influencer
Kelebihan Microservices
Berikut sejumlah kelebihan dari microservices yang dapat Anda pertimbangakan:
1. Fleksibilitas dalam Memilih Teknologi
Dengan microservices, Anda memiliki kebebasan untuk menggunakan teknologi yang berbeda-beda untuk setiap layanan yang dibangun. Misalnya, satu tim bisa menggunakan framework seperti Kubernetes atau Docker, sementara tim lain menggunakan bahasa pemrograman seperti Java, Python, atau Objective-C. Pendekatan ini memungkinkan setiap layanan dikembangkan dengan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhannya, sehingga proses pengembangan menjadi lebih optimal.
2. Lebih Mudah Melakukan Upgrade
Menggunakan microservices memberi Anda keleluasaan untuk melakukan upgrade secara selektif. Jika ada layanan tertentu yang membutuhkan peningkatan kapasitas, Anda hanya perlu meng-upgrade layanan tersebut tanpa harus mengubah seluruh sistem. Misalnya, jika layanan A sedang mengalami lonjakan pengguna, Anda bisa menambah resource hanya untuk layanan tersebut. Ini membuat penggunaan resource lebih efisien dan tentunya membantu perusahaan menghemat biaya.
3. Isolasi Error yang Lebih Efektif
Dalam sistem monolith, ketika satu layanan mengalami masalah, layanan lain akan ikut terdampak. Namun, dengan microservices, Anda bisa menerapkan isolasi error. Artinya, jika ada masalah pada satu layanan, Anda bisa membatasinya hanya pada layanan atau kontainer yang terkena masalah, sehingga layanan lain tetap berjalan dengan normal tanpa terpengaruh oleh error tersebut.
4. Maintenance yang Lebih Mudah
Karena aplikasi utama dipecah menjadi beberapa layanan yang lebih kecil, proses pemeliharaan menjadi lebih mudah. Tim developer Anda hanya perlu fokus pada layanan yang mereka kelola, tanpa harus memelihara seluruh aplikasi. Dengan pembagian ini, setiap tim dapat bekerja lebih efisien dan fokus pada area yang menjadi tanggung jawab mereka.
Baca juga:Â Mengenal Behavioral Data Marketing untuk Menjangkau Pelanggan yang Spesifik
Kekurangan Microservices
Dibalik keunggulan yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga beberapa kekurangan yang perlu diketahui antara lain:
1. Sistem yang Lebih Kompleks
Mengadopsi arsitektur microservices berarti Anda harus siap dengan peningkatan kompleksitas sistem. Akan ada lebih banyak bahasa pemrograman, framework, dan modul yang terlibat. Oleh karena itu, proses maintenance atau update bisa menjadi lebih sulit dan tidak dapat dilakukan secara bersamaan untuk semua layanan.
2. Koordinasi Antar Layanan Lebih Rumit
Dengan setiap layanan berjalan secara independen, koordinasi antar layanan bisa menjadi lebih rumit. Tim developer perlu lebih berhati-hati dalam melakukan pengujian agar tidak menghadapi masalah seperti latensi jaringan atau error yang mungkin muncul. Ini membuat proses testing menjadi lebih menantang dibandingkan dengan sistem yang terintegrasi secara monolith.
3. Biaya yang Lebih Tinggi
Menerapkan microservices memerlukan biaya yang lebih besar. Setiap layanan biasanya memerlukan server dan database tersendiri, dan Anda juga perlu mengelola lebih banyak tim untuk memelihara setiap layanan. Meskipun microservices bisa memberikan keuntungan besar untuk proyek berskala besar, untuk proyek yang lebih kecil, pendekatan ini justru dapat meningkatkan biaya dan kompleksitas yang tidak diperlukan.
Baca juga:Â Customer Retention: Panduan Lengkap untuk Mempertahankan Pelanggan
Contoh Aplikasi Microservices
Penerapan microservices dalam berbagai perusahaan terkemuka telah membuktikan kesuksesannya dalam meningkatkan fleksibilitas, skalabilitas, dan kinerja sistem. Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan yang telah berhasil mengadopsi arsitektur microservices.
1. Amazon
Amazon, sebagai salah satu e-commerce terbesar di dunia, menggunakan microservices untuk mengelola berbagai aspek bisnisnya. Setiap fungsi, seperti manajemen pesanan, sistem pembayaran, dan rekam jejak pelanggan, diimplementasikan sebagai layanan terpisah. Hal ini memungkinkan Amazon untuk memperbarui dan meningkatkan fitur-fitur tertentu tanpa memengaruhi seluruh platform.
2. Spotify
Spotify adalah platform streaming musik terkemuka yang memanfaatkan microservices untuk mengelola jutaan lagu dan menyediakan pengalaman mendengarkan yang personal. Layanan seperti manajemen pengguna, penanganan pencarian, dan rekomendasi lagu diimplementasikan sebagai layanan independen. Hal ini memungkinkan Spotify untuk menghadirkan fitur-fitur baru dan memperbaiki kinerja tanpa mengganggu layanan lainnya.
3. Netflix
Netflix adalah layanan streaming konten yang sangat populer di dunia. Mereka menggunakan microservices untuk mendukung skala besar operasionalnya, di mana setiap fungsi seperti rekomendasi, manajemen pengguna, dan pemrosesan pembayaran diimplementasikan sebagai layanan terpisah. Dengan menggunakan arsitektur ini, Netflix dapat menyediakan konten berkualitas tinggi dengan kecepatan tinggi tanpa mengorbankan ketersediaan.
Baca Juga:Â Mengapa Strategi Marketing Penting Diaplikasikan Dalam Sebuah Perusahaan?
4. Gojek
Gojek, sebagai super app yang menawarkan berbagai layanan seperti pemesanan transportasi, pengantaran makanan, dan pembayaran, memanfaatkan microservices untuk mendukung kompleksitas layanannya. Setiap layanan, seperti GoRide, GoPay, dan GoFood, diimplementasikan sebagai entitas independen. Hal ini memungkinkan Gojek untuk secara efisien mengelola dan memperbarui setiap layanan tanpa menghambat fungsionalitas lainnya.
5. Tokopedia
Sama seperti Amazon, Tokopedia mengadopsi microservices untuk meningkatkan kinerja dan skalabilitas aplikasinya. Layanan-layanan seperti manajemen inventaris, pemrosesan pembayaran, dan analisis data diimplementasikan secara terpisah. Dengan menggunakan microservices, Tokopedia dapat memberikan pengalaman berbelanja online yang lebih efisien dan responsif.
Dalam era transformasi digital, penerapan konsep microservices adalah salah satu langkah positif yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Fleksibilitas, percepatan pengembangan, dan peningkatan kualitas layanan dari implementasi microservices menjadi bukti nyata bahwa arsitektur ini mampu menghadirkan solusi inovatif dalam dunia bisnis.
Untuk memandu perusahaan Anda menuju era digital yang lebih canggih, ToffeeDev siap menjadi mitra tepercaya dalam mengoptimalkan kehadiran online Anda. Sebagai penyedia jasa Digital Marketing yang berpengalaman, ToffeeDev menawarkan berbagai strategi pemasaran yang tepat sasaran, mulai dari SEO, Ads, hingga Web Development dan Lead Generation.
Dapatkan keuntungan kompetitif Anda dengan memanfaatkan layanan Digital Marketing dari ToffeeDev. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi lebih lanjut, dan bersama-sama mari bangun strategi pemasaran digital yang efektif untuk mendorong kesuksesan bisnis Anda di dunia digital yang terus berkembang!