Apakah Anda sudah memahami perbedaan bidding dan tender? Dua konsep ini seringkali digunakan dalam dunia bisnis. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang serupa, yaitu untuk memperoleh kesepakatan dengan pihak ketiga, tetapi memiliki proses dan karakteristik yang sangat berbeda.
Pada prinsipnya, baik bidding maupun tender merupakan metode pengadaan barang atau jasa yang sangat penting dalam bisnis. Pemilihan metode pengadaan yang tepat dapat mengefektifkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan hasil yang optimal. Untuk lebih memahaminya, mari simak sejumlah perbedaan utama antara bidding dan tender melalui artikel ini!
Daftar Isi
TogglePerbedaan Bidding dan Tender
Pada prinsipnya, tender merujuk pada undangan untuk memasok barang atau berpartisipasi dalam suatu proyek, sedangkan bidding adalah respons terhadap undangan tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai sejumlah perbedaan penting antara bidding dan tender.
1. Definisi
Bidding (penawaran) merupakan proses saat beberapa pihak atau perusahaan mengajukan penawaran harga untuk mendapatkan sebuah proyek atau kontrak. Proses ini terbuka untuk semua pihak yang berminat untuk mengajukan penawaran secara tertulis.
Sementara itu, tender merujuk pada proses formal ketika sebuah organisasi atau pemerintah meminta penawaran dari pihak luar untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu. Dalam tender, biasanya terdapat dokumen resmi yang disebut dokumen tender yang berisi semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak yang tertarik.
2. Fokus
Bidding berfokus pada aspek harga dan persaingan antara para pesaing. Para peserta bidding cenderung lebih memperhatikan strategi harga dan cara mereka dapat menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing mereka.
Sementara itu, tender sendiri merujuk pada undangan untuk memasok barang atau berpartisipasi dalam suatu proyek. Tender berfokus pada pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen tender. Fokus utama dari pihak penyelenggara tender adalah untuk memastikan bahwa semua persyaratan tersebut dipenuhi dengan tepat dan tidak ada yang terlewatkan.
3. Proses dan Tahapan
Proses bidding cenderung lebih terbuka dan fleksibel sehingga semua pihak yang berminat dapat mengajukan penawaran sesuai dengan keinginan mereka. Tahapan dalam proses bidding cukup sederhana, yaitu pengumuman bidding, pengajuan dokumen, penutupan bidding, evaluasi penawaran, penetapan pemenang, hingga penandatanganan kontrak.
Sementara itu, metode tender memiliki tahapan yang lebih formal, kompleks, dan terstruktur. Setiap langkahnya harus sesuai dengan dokumen tender yang telah ditetapkan. Adapun beberapa tahapan dalam metode tender, meliputi pengumuman tender, penyampaian dokumen tender, klarifikasi, evaluasi proposal, penetapan pemenang dan pemberian kontrak, hingga pelaksanaan kontrak.
4. Tujuan Utama
Pada prinsipnya, tujuan dari proses bidding dan tender sama, yaitu memperoleh kontrak atau proyek dari pihak ketiga. Namun, bidding lebih berfokus pada persaingan harga dan fleksibilitas dalam menentukan harga penawaran.
Sementara itu, tujuan metode tender adalah menemukan penyedia yang paling relevan dan kompeten untuk pekerjaan atau proyek. Dengan demikian, metode tender tidak harus dengan harga tertinggi.
5. Kriteria Evaluasi
Dalam proses bidding, kriteria evaluasi sangat beragam dan dapat mencakup beberapa aspek penting bagi pihak penyelenggara tender. Kriteria evaluasi ini termasuk harga, kualitas produk atau layanan, waktu penyelesaian, dan ketentuan lain yang ditetapkan.
Di sisi lain, kriteria evaluasi dalam proses tender lebih berfokus pada pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen tender. Adapun beberapa kriteria dominan dari metode tender, seperti kualifikasi, pengalaman, dan reputasi.
6. Fleksibilitas dalam Penawaran
Bidding memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada pihak yang mengajukan penawaran dalam menentukan harga dan spesifikasi produk atau layanan yang ditawarkan. Hal ini memungkinkan para peserta bidding untuk lebih berinovasi dan bersaing dalam aspek lain selain harga. Bukan hanya itu, penawaran dalam bidding umumnya tidak dapat diubah setelah diajukan.
Sementara itu, dalam proses tender, penawar dapat merevisi proposal mereka selama proses tender masih berlangsung. Persyaratan yang telah resmi ditetapkan dalam dokumen tender harus dipatuhi dengan ketat oleh semua pihak sehingga memberikan sedikit ruang dalam perubahan penawaran.
Baca Juga: Strategi Remarketing List for Search Ads: Panduan untuk Meningkatkan Penjualan
Contoh Bidding dan Tender
Untuk lebih memahami perbedaan antara bidding dan tender, mari simak contoh bidding dan tender dalam uraian berikut ini.
1. Contoh Bidding
Sebuah perusahaan konstruksi besar memutuskan untuk menggunakan metode bidding. Dalam proses bidding ini, perusahaan konstruksi mengumumkan pengadaan barang lewat berbagai saluran, termasuk situs web dan papan pengumuman publik. Para kontraktor yang tertarik diundang untuk mengajukan penawaran harga mereka.
Beberapa kontraktor kemudian mengajukan penawaran mereka yang mencakup biaya pembangunan, jadwal penyelesaian, dan kualitas yang dijanjikan. Proses penilaian ini dilakukan oleh perusahaan konstruksi berdasarkan kriteria tertentu, seperti pengalaman, keandalan, harga yang wajar, dan kualitas pekerjaan yang diharapkan. Setelah penilaian, kontraktor yang memenuhi persyaratan dipilih sebagai pemenang bidding.
2. Contoh Tender
Sebuah rumah sakit besar yang berlokasi di Jakarta Pusat merencanakan untuk meningkatkan sistem informasi guna meningkatkan efisiensi operasional dan pelayanan pasien. Mereka memutuskan mengadakan tender untuk memilih penyedia layanan yang akan bertanggung jawab atas pembangunan sistem informasi baru yang diinginkan.
Selanjutnya, rumah sakit menyusun dokumen tender yang memuat persyaratan teknis dan fungsional yang diinginkan dari sistem informasi baru, termasuk fitur-fitur, integrasi dengan sistem yang sudah ada, keamanan data, dan dukungan pelanggan. Selanjutnya, pengumuman tender disiarkan melalui situs web rumah sakit, publikasi di media lokal, dan platform tender online.
Penyedia layanan teknologi informasi yang tertarik harus mendaftar untuk berpartisipasi dalam tender ini, serta menyerahkan dokumen yang diperlukan. Setelah itu, tim evaluasi dari rumah sakit menganalisis semua penawaran yang masuk dan menilai kualitas teknis. Setelah evaluasi yang cermat, rumah sakit memilih penyedia layanan yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan memberikan penawaran terbaik.
Tips Mencari Penyedia Barang yang Efektif
Memilih penyedia barang yang tepat merupakan langkah krusial dalam memastikan kelancaran operasional dan kesuksesan bisnis Anda. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu proses pencarian penyedia barang.
Baca Juga: 11 Cara Menawarkan Produk ke Konsumen agar Laris Manis
1. Menentukan Kebutuhan Secara Jelas
Sebelum memulai pencarian penyedia barang, penting untuk menentukan kebutuhan bisnis secara jelas. Dalam menentukan kebutuhan ini, Anda perlu mengidentifikasi jenis barang atau layanan yang diperlukan, spesifikasi teknis, serta batasan waktu dan anggaran yang dimiliki. Ini dapat membantu bisnis menemukan penyedia yang sesuai persyaratan.
2. Melakukan Riset Pasar
Setelah menentukan kebutuhan dengan jelas, langkah selanjutnya adalah riset keadaan pasar. Saat riset pasar, pastikan untuk mengumpulkan data tentang kompetitor yang aktif di pasar, produk atau layanan yang mereka tawarkan, dan reputasi kompetitor di hadapan pelanggan. Informasi ini akan mempersempit pilihan penyedia barang dan menemukan kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis.
3. Memeriksa Reputasi dan Pengalaman
Saat memeriksa reputasi dan pengalaman, Anda perlu memahami dengan jelas mengenai ulasan pelanggan, referensi, atau testimoni klien sebelumnya dari penyedia barang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan. Selain itu, periksa juga lama berdirinya penyedia dan pengalamannya dalam menyediakan barang atau layanan yang dibutuhkan.
4. Meninjau Portofolio Produk dan Layanan
Selain reputasi dan pengalaman, Anda juga perlu mempertimbangkan portofolio dan layanan yang biasa penyedia barang berikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penawaran dari penyedia barang sudah sesuai dengan kebutuhan dan standar kualitas yang merek Anda butuhkan.
5. Mengevaluasi Kebijakan Harga dan Layanan
Terakhir, evaluasi kebijakan harga dan layanan yang ditawarkan oleh penyedia barang. Untuk mendapatkan nilai yang kompetitif, Anda dapat membuat perbandingan harga dengan kompetitor lainnya. Selain itu, perhatikan juga layanan tambahan yang mereka sediakan, seperti garansi, dukungan teknis, atau pengiriman, serta pastikan bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi.
Kini, Anda sudah lebih memahami tentang perbedaan bidding dan tender yang mencakup fokus, tujuan utama, proses, kriteria evaluasi, hingga fleksibilitas. Dua metode ini umum digunakan untuk memperoleh kontrak atau proyek dari pihak ketiga. Melalui pemahaman mendalam tentang perbedaan antara bidding dan tender, serta menerapkan tip dalam mencari penyedia barang yang tepat, Anda dapat meningkatkan peluang dan keberlanjutan bisnis.
Selain mencari penyedia barang, penting bagi Anda untuk memperhatikan strategi pemasaran produk sebagai bagian integral dari keberlanjutan bisnis yang dibangun. Untuk membuat strategi pemasaran yang sesuai dengan tujuan bisnis, pertimbangkan untuk menggunakan layanan jasa digital marketing dari ToffeeDev.
Di ToffeeDev, Anda akan mendapatkan solusi terbaik untuk meningkatkan traffic berkualitas. Mulai dari layanan SEO, Google Ads, serta social media ads dan management, kami berkomitmen agar bisnis Anda memiliki pertumbuhan yang berarti di dunia online.
Jadi, tunggu apalagi? Hubungi ToffeeDev hari ini untuk mendapatkan solusi strategi pemasaran berbasis search marketing. Jadwalkan konsultasi sekarang!