Arti Design Thinking, Tahapan, dan Tips Menerapkannya untuk Strategi Branding

design thinking adalah

Design thinking adalah proses yang bisa Anda gunakan untuk menemukan solusi yang inovatif agar dapat memecahkan suatu masalah. Penting bagi Anda untuk mempelajari apa itu design thinking agar dapat menjalankan segala tugas dengan lebih mudah.

Pada artikel ini, ToffeeDev akan menjelaskan mengenai apa itu design thinking, tahapannya, tips menerapkannya, hingga contoh penerapannya. Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Apa itu Design Thinking?

Apa itu Design Thinking

Design thinking adalah serangkaian proses kognitif, praktis, dan strategis berulang yang digunakan untuk menciptakan solusi inovatif yang out of the box agar bisa memecahkan suatu masalah. Dalam design thinking, Anda harus mencoba untuk tidak langsung membuat asumsi, memahami pengguna dan kebutuhan mereka, serta mendefinisikan kembali masalah yang sedang dihadapi.

Design thinking dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan kebutuhan bisnis dan pengembangan bisnis. Ketika Anda menerapkan design thinking, diharapkan Anda dapat menemukan solusi inovatif yang efektif, tepat, dan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pengembangan bisnis yang berfokus pada manusia atau pengguna.

Baca juga: Mengapa Perlu Melakukan Riset Pemasaran?

Fungsi Design Thinking

Design thinking berfungsi untuk menemukan solusi agar dapat memecahkan masalah-masalah sangat rumit yang tidak dikenal atau bahkan tidak jelas. Bagi perusahaan, penerapan design thinking dapat membantu perusahaan untuk memahami pasar dan pengguna hingga mengefisiensikan proses operasional.

5 Tahapan Design Thinking

Secara garis besar, ada lima tahapan yang harus dilalui untuk menerapkan design thinking, yaitu:

  • Empathize
  • Define
  • Ideate
  • Prototype
  • Test
Tahapan Design Thinking

Mari simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini.

1. Empathize

Tahap pertama dari penerapan design thinking adalah empathize atau memiliki pemahaman empatik mengenai masalah yang ingin diselesaikan. Anda harus melihat masalah yang dihadapi dari kacamata orang lain, atau lebih tepatnya dari kacamata target pasar atau pengguna, bukan sekadar dari asumsi belaka.

Dalam tahapan ini, Anda dapat melakukan berbagai macam riset seperti riset pasar dan riset produk untuk mendapatkan pemahaman empatik. Selain itu, Anda juga dapat melakukan wawancara langsung kepada pengguna untuk mendapatkan wawasan mengenai mereka dan kebutuhan mereka.

Baca Juga: 7 Jenis Digital Marketing Untuk Bisnis Anda

2. Define

Tahapan design thinking yang selanjutnya adalah define di mana Anda harus mendefinisikan apa yang pasar dan pengguna butuhkan. Pada tahapan ini, Anda harus menemukan pola atau gambaran besar dari semua data yang dikumpulkan pada tahap empathize. Selain itu, Anda juga harus bisa menyimpulkan apa yang dibutuhkan oleh pasar dan pengguna.

3. Ideate

Setelah menemukan kesimpulan dari masalah yang dihadapi pada tahapan define, selanjutnya Anda harus dapat melahirkan ide-ide yang dapat memecahkan masalah tersebut pada tahapan ideate ini. Lakukan brainstorming dan kumpulkan ide sebanyak mungkin, biarkan imajinasi dan kreativitas Anda mengambil alih selama tahapan ini. Setelahnya, saring ide-ide tersebut dan pilih beberapa dengan kemungkinan berhasil paling besar.

4. Prototype

Setelah menentukan ide-ide untuk memecahkan masalah, selanjutnya Anda harus membuat ide-ide tersebut menjadi nyata atau membuat prototipe. Pada tahapan prototype ini, Anda harus bisa mewujudkan ide tersebut dan merancangnya sedemikian rupa atau bahkan meningkatkannya. Anda dapat melakukan eksperimen sebanyak mungkin ke dalam internal tim agar bisa mendapatkan hasil terbaik.

Baca Juga: Mengenal Internet Marketing yang Bermanfaat Saat Ini

5. Testing

Pada tahapan terakhir dari design thinking ini, seperti namanya, Anda akan melakukan testing atau percobaan langsung kepada pasar dan pengguna. Prototipe yang sudah dibuat sebelumnya akan dicoba langsung kepada pasar dan pengguna demi mengumpulkan umpan balik dari mereka. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apa saja kekurangannya dan apa saja yang harus diperbaiki lebih baik lagi agar masalah dapat terselesaikan dengan solusi terbaik.

4. Tips Menerapkan Design Thinking untuk Strategi Branding

Tips Menerapkan Design Thinking

Menerapkan design thinking akan sangat berguna dalam strategi branding. Berikut ini adalah beberapa tips menerapkan design thinking untuk strategi branding.

1. Biarkan Semua Ide Masuk

Dalam penerapan design thinking, sangat penting untuk memiliki berbagai macam ide atau pendapat, baik itu ide-ide yang terdengar mustahil dan “bodoh” maupun yang sangat unik, untuk merangsang kreativitas tim. Makin banyak ide yang masuk, makin besar pula kemungkinan menemukan solusi terbaik.

2. Pelajari Pengguna

Pengguna adalah pusat dari penerapan design thinking. Maka dari itu, ketika Anda hendak menerapkan design thinking, penting sekali bagi Anda untuk memahami semua hal tentang pengguna. Pelajari bagaimana cara mereka berbelanja, sikap mereka ketika berbelanja, hingga pendapat mereka tentang produk yang disediakan.

Baca juga: Langkah Akurat Menciptakan Buyer Persona untuk Bisnis Anda

3. Visualisasi Prosesnya

Untuk membuat orang memahami proses dengan benar, mereka harus mengalaminya secara langsung. Langkah-langkahnya memang dapat dijelaskan, tetapi untuk benar-benar memahami, seseorang harus mengalaminya sendiri. Visualisasi yang baik membantu pemahaman dan mengingat proses yang terjadi. Kata-kata yang digunakan juga harus dalam bahasa yang mudah dipahami.

4. Ubah Masalah Menjadi Pertanyaan

Ketika dihadapi oleh sebuah masalah, jangan langsung mencoba untuk menemukan solusinya. Coba ubah pola pikir Anda untuk mencoba mengubah masalah tersebut menjadi pertanyaan terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda dapat memahami masalahnya lebih dalam dan mengetahui apa akar masalahnya.

Contoh Penerapan Design Thinking

Jasa SEO

Design thinking telah menginspirasi berbagai macam produk dari berbagai macam bidang. Perusahaan startup hingga perusahaan besar pun sudah banyak yang menerapkan design thinking untuk memahami kebutuhan pasar dan pengguna demi menciptakan produk-produk yang unik, kreatif, dan inovatif.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan design thinking yang sudah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia.

1. Airbnb

Airbnb merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pasar online penginapan, terutama homestay, untuk kebutuhan liburan dan aktivitas pariwisata lainnya asal Amerika Serikat. Airbnb ini telah menerapkan design thinking untuk mengembangkan produk yang mereka sediakan.

Setelah menerapkan design thinking, tim manajemen Airbnb percaya bahwa pengguna masih sulit untuk percaya dengan platform penyedia pasar online penginapan. Dari riset dan data, pengguna ditemukan tidak bisa memastikan kondisi sebenarnya dari penginapan tersebut karena foto yang disediakan oleh pihak penyewa biasanya berkualitas rendah. 

Sebagai solusi, pihak Airbnb memutuskan untuk memberi perhatian lebih kepada penyewa dengan membantu mereka mengambil foto-foto tempat penginapan dengan kualitas yang tinggi. Hasilnya, pendapatan mereka berlipat ganda dan kini Airbnb sudah menjadi perusahaan yang bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: Rekomendasi Cara Mempromosikan Produk Dengan Efektif

2. Halodoc

Halodoc adalah aplikasi kesehatan asal Indonesia yang melayani jasa konsultasi hingga pengiriman obat. Halodoc tercipta karena CEO perusahaan ini, Jonathan Sudarta, melihat masih banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan mendapatkan informasi mengenai kesehatan. Selain itu, waktu tunggu rumah sakit yang biasanya lama juga menjadi penyebab lain terciptanya aplikasi ini.

Dalam perkembangannya, Halodoc ini sudah mengalami perubahan hingga 200 kali. Hal tersebut dikarenakan pada masa awal, tim Halodoc hanya memikirkan solusi tanpa memahami akar dari masalah yang ada. Setelah menerapkan design thinking dan memahami akar permasalahannya, Halodoc telah menjadi aplikasi kesehatan yang sangat sukses di Indonesia.

Demikian penjelasan mengenai design thinking yang dapat kami sampaikan. Design thinking ini sangat berguna dan dapat diterapkan pada berbagai bidang. Maka dari itu, pastikan Anda mempelajari design thinking sebaik mungkin agar bisa memecahkan berbagai macam masalah yang kemungkinan akan dihadapi.

Walaupun begitu, untuk mencapai tujuan bisnis, design thinking saja tidak cukup. Anda juga harus bisa membuat strategi bisnis yang baik dan tepat sasaran. Untuk bisa mendapatkan strategis bisnis yang baik, Anda bisa menggunakan jasa ToffeeDev.

Berfokus pada strategi search marketing, ToffeeDev menyediakan beragam layanan yang membantu perusahaan untuk mulai, berkembang, dan memiliki pertumbuhan yang berarti di dunia online. Jika tertarik, Anda dapat menghubungi kami di sini.

Share this post :

Scroll to Top
WhatsApp chat