IndonesiaEnglish

Mengenal 10 Prinsip Desain Grafis

prinsip desain grafis

Kehidupan manusia di era digital tidak lepas dari desain grafis, mulai dari konten di media sosial, iklan dalam bentuk cetak, hingga menu restoran. Meski kerap dianggap sebagai ruang kreasi bebas, desain grafis sebetulnya memiliki beberapa prinsip tersendiri supaya dapat membuahkan hasil terbaik sesuai tujuan. Apa saja prinsip desain grafis dan bagaimana cara menerapkannya? Simak di sini agar Anda dapat memahami informasinya lebih lanjut!

Apa itu Desain Grafis?

Secara umum, desain grafis adalah penggunaan elemen visual untuk berkomunikasi dengan khalayak. Proses desain grafis dapat meliputi pembuatan elemen seperti ilustrasi dan jenis tulisan, hingga menyusun elemen-elemen tersebut untuk menyampaikan pesan tertentu. Pembuatannya mengikuti prinsip desain grafis sebagai pedoman dasar.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Desain Grafis

Prinsip Desain grafis

10 Prinsip Desain Grafis

Dalam praktiknya, graphic designer perlu mengikuti prinsip tertentu agar hasil karyanya lebih terarah. Prinsip desain grafis terdiri dari penekanan, proporsi, hingga kesatuan yang dapat disimak di bawah ini.

1. Emphasis

Pembuatan desain grafis dapat terdiri dari berbagai elemen, seperti sejumlah ilustrasi, warna, tulisan, dan lain-lain. Namun, fokus utama dari desain perlu ditekankan. Sebagai contoh, jika sedang membuat konten media sosial untuk potongan harga, pastikan perhatian audiens tertuju pada pesan utama tersebut. Misalnya dengan membuat ukuran tulisan diskon lebih besar, menggunakan warna lebih mencolok, dan meletakkannya di tengah.

2. Proportion

Proporsi merujuk pada skala ukuran bagian dari desain grafis. Sebagaimana sempat disebutkan sebelumnya, elemen dengan ukuran lebih besar akan lebih menonjol dibandingkan yang lain. Meski menonjolkan bagian tertentu, pastikan tidak ada yang terlalu kabur. Sebagai contoh, poster konser dapat menaruh fokus pada artis dan nama acara. Sedangkan tanggal acara biasanya berukuran lebih kecil, tetapi tetap harus terbaca dengan jelas.

3. Space

Ruang desain perlu dimanfaatkan dengan optimal, baik itu desain grafis untuk konten media sosial, iklan digital, billboard, hingga hiasan dinding. Bidang yang ada dapat digunakan untuk meletakkan berbagai elemen desain. Sisakan juga negative space atau ruang kosong supaya ada jeda saat melihat hasil desain. Jika terlalu penuh, orang cenderung malas melihatnya atau bingung harus fokus ke mana.

Baca Juga: 8 Faktor Unggulan dalam Membuat Desain Produk

4. Variety

Desain grafis dapat menerapkan variasi warna, bentuk, hingga ilustrasi untuk menciptakan harmoni yang menarik. Apabila ingin menggunakan warna monoton, masih ada peluang untuk membuat variasi dalam desain, seperti membuat tarikan garis atau gambar tidak biasa. Dengan begitu, audiens tidak merasa bosan saat melihatnya.

5. Hierarchy

Prinsip desain grafis yang tidak kalah penting adalah hierarki. Ini mengacu pada urutan elemen yang paling ingin ditonjolkan hingga yang berfungsi sebagai ornamen desain. Setelah menentukan hierarki, penerapannya dapat dilakukan melalui prinsip lain, seperti proporsi.

6. Contrast

Istilah kontras memang identik dengan warna. Walau begitu, kontras juga digunakan untuk mendeskripsikan ukuran, bentuk, sampai sifat elemen desain. Manfaatnya adalah supaya audiens dapat memahami pesan utama dari hasil desain. Sebab, kontras dapat membuat area atau elemen tertentu lebih menonjol daripada yang lain.

Selain itu, kontras juga mendukung aksesibilitas terhadap pesan komunikasi. Misalnya, tulisan hitam dalam latar belakang putih tentu lebih mudah dibaca dibandingkan pada latar belakang biru tua.

Baca Juga: Desain Konten Instagram Bisnis: Tips Membuat dan Rekomendasi Tools 

7. Movement

Prinsip desain grafis satu ini mengajak graphic designer untuk memperhatikan pergerakan mata audiens saat melihat hasil desain yang sudah jadi. Pastikan audiens dapat menangkap apa yang disampaikan dan sebisa mungkin perhatiannya tidak teralihkan. Pola pergerakan mata umumnya bisa diprediksi, misalnya dari tengah sebagai fokus utama, lalu ke kiri dan kanan sesuai kebiasaan arah membaca.

8. Rhythm

Dalam konteks prinsip desain grafis, rhythm atau irama merupakan pola yang diulang secara teratur. Irama dapat membantu audiens dalam mengarahkan pandangan, sehingga arah pergerakan mata bisa urut. Pesan pun dapat tersampaikan dengan baik.

9. Balance

Pada beberapa poin sebelumnya, sempat disinggung bahwa variasi berperan penting dalam menciptakan desain yang menarik. Meski begitu, perlu dipastikan bahwa setiap elemen seimbang antara satu sama lain. Sebagai contoh, graphic designer dapat menggunakan beberapa warna berbeda, namun jumlah maksimal yang direkomendasikan adalah tiga warna berbeda supaya tetap elegan.

10. Unity

Terakhir adalah unity, yaitu kesatuan antara seluruh elemen beserta konsep desain grafis. Ini berarti tidak ada elemen yang menonjol secara negatif, tidak ada tata letak yang keliru, atau hal-hal mengganggu lainnya. Setiap elemen terletak pada tempatnya sesuai konsep.

banner
Cara Menerapkan Prinsip Desain Grafis

Bagaimana Cara Menerapkan Prinsip Desain Grafis?

Setelah mengetahui berbagai prinsip desain grafis, selanjutnya adalah menerapkannya. Simak cara menerapkan prinsip desain grafis berikut sebagai acuan untuk menghasilkan konten visual yang tepat sasaran.

1. Menyusun Outline

Jika diterjemahkan, outline adalah kerangka yang berfungsi sebagai gambaran kasar sebelum mulai mendesain. Outline dapat berupa gambaran di kepala atau sketsa di kertas apabila ingin menuangkannya secara fisik terlebih dahulu.

2. Menentukan Fokus 

Fokus merupakan pesan utama yang akan ditonjolkan melalui elemen visual. Tanpa fokus yang jelas, hasil desain bisa berantakan. Pesan utama dalam desain grafis umumnya sederhana, karena sebaiknya tidak memiliki terlalu banyak tulisan.

3. Berani Bereksperimen

Sekarang, saatnya bereksperimen menggunakan prinsip-prinsip desain grafis di atas. Jika sudah terbiasa, perlahan penerapan pedoman itu akan mengalir dengan sendirinya. Sehingga, graphic designer tidak akan memerlukan waktu lama untuk merencanakan karya.

Baca Juga: Jenis-jenis Desain Grafis dan Perbedaannya

Untuk keperluan pemasaran hingga identitas visual, perusahaan dapat menyerahkannya kepada profesional dengan menggunakan jasa desain grafis profesional seperti ToffeeDev. Terlebih lagi, ToffeeDev sudah berpengalaman dalam menangani berbagai jenis brand dan mengerti pentingnya penerapan prinsip desain grafis untuk bisnis. Segera hubungi ToffeeDev untuk memulai konsultasi dan kerja sama demi kemajuan bisnis Anda!

Share this post :

Scroll to Top

SEO E-Commerce

Optimizes online stores to improve visibility

SEO For B2B

Optimizes business websites to attract and convert other businesses

Jasa Local SEO

Optimizes business websites to attract and convert other businesses

SEO Audit

Audit analyzes a website's performance

E-Commerce

Optimizes online stores to improve visibility

Company Profile

Digital solutions to enhance online presence and user experience

Google Ads

Optimizes visibility on Google

Meta Ads

Optimizes visibility on Meta

Tiktok Ads

Optimizes visibility on Tiktok

Linkedin Ads

Optimizes visibility on Linkedin

Yandex Ads

Optimizes visibility on Yandex

Programmatic Ads

Optimizes visibility with Programmatic